Bab 132
"Kalau begitu berdirilah."
Giany perlahan-lahan berdiri sambil bersandar pada dinding, kakinya yang dibalut dengan kain kasa sudah berlumuran darah.
Walace menatap kain kasa yang berdarah itu selama beberapa detik, kemudian perlahan-lahan mengulurkan tangannya.
Giany memegang tangan Walace dengan hati-hati dan tidak lupa untuk berterima kasih padanya.
Walace menghentikan langkahnya, dia diam-diam menghela napas setelah terdiam selama setengah menit.
Raut wajah Giany sedikit memucat saat kembali ke kamar tidur.
Walace mengambil kotak obat, lalu perlahan-lahan membuka kain kasa yang membalut kakinya.
Luka Giany terletak di pahanya, jadi Giany terpaksa mengangkat gaunnya ke atas yang memperlihatkan kakinya yang jenjang.
Pada awalnya Giany masih merasa malu, tapi Walace tidak melihat apa pun, dia bahkan segera mengalihkan pandangannya setelah selesai membalut luka Giany.
Giany ingin bertanya pada Walace, tapi Walace sudah membalikkan badannya dengan cepat untuk meletakkan kotak obat di sam

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda