Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 104

Giany berpikir Walace akan segera keluar. Tak disangka, itu tiga jam kemudian. Wajah Walace sangat pucat sehingga bibirnya tampak sangat merah. Rumi berdiri di sisi Walace dengan ekspresi cemas. "Mana obatmu? Mana?" Walace melambaikan tangan. Hidungnya dibasahi keringat. Melihat itu, Giany tiba-tiba tidak tahu harus berbuat apa. Giany bergegas membuka pintu mobil dan ingin mencari obat Walace. Akan tetapi, Giany tidak tahu obat apa yang Walace minum. Ketika Giany masih mencari, Rumi menariknya ke luar mobil. "Minggir, jangan buang waktu." Nada suara Rumi sangat galak. Rumi mulai mencari-cari di dalam mobil dan segera menemukan sebuah botol putih. Rumi mengeluarkan pil dari botol dan menyodorkannya ke mulut Walace. Dapat dilihat bahwa Rumi dan Walace sangat akrab. Rumi ketakutan hingga jarinya gemetar, takut akan terjadi sesuatu pada Walace. Namun, Walace memalingkan wajah. Matanya penuh dengan kelelahan. Rumi langsung marah. "Ayo makan! Kenapa kamu diam saja?" Giany juga cemas. Jika te

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.