Bab 15
Hasan, Yuna dan Yona sama-sama terkejut saat melihat Cintia.
"Cintia, kamu ...." Hasan hampir berhenti bernapas.
Cintia melepaskan tangan Steve dan berjalan menghampirinya dengan langkah pelan.
"Ada apa denganku?" Dia tersenyum. "Paman, apakah kamu ingin bertanya kenapa aku nggak mati?"
"Bukan, aku paman kandungmu, kenapa aku ingin kamu mati?" Hasan masih berdalih.
"Benarkah?" Cintia tersenyum, "Tapi, kenapa aku mendengar bahwa selama beberapa tahun aku pergi dari Kota Bedo, Paman terus mengakuisisi saham dari investor ritel dan mencoba mengambil alih kekuasaanku di Grup Wright?"
Hasan tersenyum meminta maaf, "Mana mungkin? Paman membeli saham itu karena ingin menstabilkan perusahaan biar lebih mudah mengambil alih perusahaan ketika kamu kembali."
Cintia menganggapnya lucu.
Kata-kata muluk seperti itu hanya bisa diucapkan oleh Hasan.
Biarkan dia mengambil alih perusahaan?
Mereka berharap dia mati agar mereka bisa bersantai.
Cintia melirik Steve di belakangnya, Steve menangkap tatapanny
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda