Bab 91
"Psikologi?" Wina hampir berdiri saking semangatnya. "Gila, kamu kayak idolaku, seorang mahasiswa pascasarjana jurusan psikologi, sungguh hebat."
Selesai makan, wajah kami bertiga tampak sangat sumringah.
"Khaira, terima kasih untuk hari ini," kata Radhiya setelah terdiam sebentar. Kemudian, dia pun bertanya dengan ragu, "Boleh 'kan aku memanggilmu seperti itu? Kalau nggak boleh, aku akan terus memanggilmu Nona Khaira."
Mendengar pertanyaan Radhiya, aku berpikir sejenak. Jika dipanggil Nona Khaira setiap kali bertemu dengannya ...
Aku segera melambaikan tangan. "Boleh, dong. Semua teman baikku juga memanggilku seperti itu."
"Kalau begitu, cepatlah pulang. Hati-hati di jalan," kata Radhiya sembari tersenyum.
Aku dan Wina kembali dengan bergandengan tangan. Wina berencana untuk menginap satu malam di tempatku, apalagi Wina juga sudah mendapatkan pekerjaan. Jika memungkinkan, Wina ingin menyewa apartemen di kompleks yang sama denganku.
"Ta … da! Selamat datang di sarang kecilku," kataku s

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda