Bab 23
Pergerakan cepat para pengawal membuat para preman itu tercerai-berai. Sayangnya, sudah terlambat. Tidak satu pun dari mereka berhasil lolos. Kelima preman itu ditangkap, kemudian dibawa kembali oleh para pengawal Yudha.
"Bawa mereka ke kantor polisi," perintah Yudha dengan nada dingin.
Aku masih terpaku takut saat Yudha menarik tegas lenganku, lalu membimbingku ke mobilnya. Dia membukakan pintu kursi penumpang depan. Tanpa memberiku kesempatan untuk protes, dia langsung mendorongku masuk ke mobil.
"Masih syok, ya?" tanyanya. Suaranya lebih lembut dari hari biasa. Yudha mengambil selembar tisu, membersihkan kotoran dari wajahku perlahan seraya menambahkan, "Tenang saja, semua sudah selesai."
Aku hanya bisa menatapnya dengan sorot mata yang kosong. Butuh beberapa saat sebelum aku bisa bernapas tenang.
Mengingat hal bodoh yang kulakukan hingga nyaris terjebak dalam bahaya, membuat rasa malu dan sesal membanjiri diriku. Aku pun tersenyum canggung sambil bertanya, "Kenapa kamu bisa ada di

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda