Bab 218
Pamela hanya tersenyum dan mengabaikan Agam.
Pamela melewati pria itu untuk melihat beruang cokelat yang sudah babak belur, lalu mengamatinya dengan cermat ....
Beruang cokelat itu sudah dipukul hingga babak belur, juga terluka, jadi tak ada tenaga untuk kabur. Ketika melihat ada manusia mendekat, ia pun merasa bahaya, jadi ia menggertakkan giginya untuk menakuti lawan supaya tidak mendekat!
Pamela memegang dagunya sambil berpikir. Melihat tampak ia yang kasihan, Pamela menggelengkan kepalanya dengan kasihan. "Ckckck! Jangan lihat ia begitu besar, tapi ia belum dewasa, jadi kegalakannya sangat lucu!"
Agam menghampirinya, lalu menatap beruang cokelat perkasa itu dengan dingin. Agam juga mencurigai kalau penglihatan Pamela tidak tepat, karena dia tidak merasa beruang ini lucu.
"Paman, beruang cokelat sejenis ini biasanya nggak akan memilih hidup di lingkungan buruk. Kurasa ia seharusnya jatuh dari atas, karena kita sama-sama kasihan, kita lepaskan ia saja!"
"Kamu saja yang putuskan!"
Aga
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda