Bab 209
Namun, Paman sudah melihatnya, kalau dirinya tidak ke sana, juga susah menjelaskannya.
Pamela menghela napas, lalu berjalan ke sana. "Paman, aku sudah kembali."
Agam memegang secangkir kopi sambil menyesapnya, lalu menatapnya dengan tenang. "Em. Apa saja yang kalian katakan?"
Pamela menggelengkan kepalanya dengan bosan. "Nggak apa-apa, hanya kata-kata konyol seorang anak kecil, nggak layak diungkit."
Agam mengerutkan alisnya, tadi Pamela bilang akan memberitahunya setelah kembali, ternyata hanya membujuknya.
Derry menepuk bangku di sebelahnya sambil tersenyum. "Pamela, mari duduk sambil ngobrol bersama!"
Pamela melirik Derry, dia benar-benar tidak ingin mengobrol dengan bocah tak serius dan menjadi sasaran ejekannya.
Tepat pada saat ini, Adsila berlari kemari. "Bibi! Bibi! Ayo, aku bawa kamu memilih kuda. Ini masih pagi hari, jadi nggak panas, dengan begitu kita bisa lomba menunggang kuda. Nanti kalau sudah siang, pasti panas sekali!"
Pamela melihat Adsila, lalu melihat ke arah Agam. P
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda