Bab 207
Adsila menganggukkan kepalanya dengan senyum. "Sudah, kok! Paman, kamu nggak usah urus aku, aku sudah makan, kok!"
Agam menyipitkan matanya dengan tidak senang. "Jadi, ngapain kamu masih di sini?"
Adsila terdiam sejenak, lalu tertawa. "Paman, aku sudah mengerti, aku nggak akan jadi nyamuk lagi! Aku pergi dulu, aku mau lihat kudaku sudah besar belum!"
Pamela, "..."
Setelah melihat Adsila pergi, Agam baru menyuapi Pamela lagi.
Pamela menundukkan kepalanya untuk melihat bubur itu, lalu melihat Agam sambil mengerutkan alis. "Paman, apa kita perlu akting begitu mesra di depan Adsila?"
Pamela mengira dirinya sedang akting?
Tatapan Agam menjadi dingin, bahkan rasa lembut yang jarang ditunjukkan pun hilang. "Makan buburmu!"
Pamela yang tiba-tiba dimarahi terpaksa memakan bubur, juga diam-diam memarahi Agam terlalu aneh, karena memiliki emosinya yang tak stabil!
Ketika sedang memakan bubur, Pamela mendengar suara Agam memanggil namanya dengan serius.
"Pamela."
"Ya?" Pamela melihatnya untuk menu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda