Bab 184
Wulan bersandar di pelukan Darius sambil batuk-batuk. Kemudian, dia berkata, "Aku nggak bersalah, jadi aku nggak takut pada pemeriksaan apa pun! Darius, ayo pergi. Kita pergi tes DNA sekarang juga. Kalau hari ini kebenarannya nggak terungkapkan, nggak ada gunanya aku terus hidup ...."
Sebelum Wulan menyelesaikan ucapannya, matanya sudah terpejam setengah, dia terlihat kesakitan dan seolah-olah akan jatuh pingsan ....
"Ibu! Ibu, ada apa?!" teriak Jovita.
Jovita menerjang dan berlutut di samping Wulan sambil mengguncang-guncang tubuh ibunya dengan cemas. "Ibu, jangan takuti aku! Jangan tinggalkan aku! Huhuhu ...."
Darius juga mulai panik. "Wulan! Wulan, cepat bangun ...."
Wulan langsung memejamkan matanya dan berpura-pura kehilangan kesadaran.
Jovita sebenarnya tahu bahwa Wulan sedang bersandiwara, jadi dia sama sekali tidak khawatir. Namun, untuk membantu sandiwara ibunya, dia juga berpura-pura menangis dan berkata dengan penuh kebencian, "Ayah, situasinya sudah sampai seperti ini, tapi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda