Bab 152
Setelah menjelaskan kedatangannya dengan antusias, Agam tidak memberi respons apa pun. Sikap ini membuat senyum di wajah Jovita menjadi kaku.
Wajah Agam yang ganteng menjadi dingin, bahkan membuat orang merasa takut.
Jovita tidak berani cari topik lagi, dia hanya menoleh melihat Ariel yang mengantar Agam keluar agar bisa menghilangkan suasana tegang ini.
"Bu Ariel, di mana asistenku, ya? Aku mau ambil sesuatu darinya!"
Mata Ariel terlintas rasa gawat, dia memegang kacamata berbingkai emas dengan tenang sambil menjawab, "Nona Jovita, tadi asistenmu sudah keluar."
Jovita mengerutkan alisnya dengan kesal. "Sudah keluar? Ke mana dia? Kenapa nggak menungguku kembali?!"
Ariel tersenyum sopan, bahkan bersikap tak peduli. "Aku kurang tahu."
Awalnya Jovita merasa tidak senang karena Pamela ditinggalkan untuk berbicara dengan Ariel. Sekarang dia mengetahui kalau wanita jalang itu pergi duluan tanpa memberi tahu dirinya, hal ini membuatnya sangat tidak senang. Dia segera mengeluarkan ponsel untuk
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda