Bab 44
Bu Melinda sangat marah hingga gemetar karena Naomi sengaja membuatnya marah!
Pembantu yang berdiri tak jauh dari situ mau tidak mau melihat ke arah Naomi.
Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati, kenapa Nyonya Muda menjadi lebih cantik setelah perceraian dan berbicara demikian lanca? Dia bisa membuat Nyonya terdiam dengan beberapa patah kata?!
Senyum muncul di bibir Naomi, "Kamu bisa minggir sekarang 'kan, Nyonya Melinda."
Dia menatap Bibi Winta dengan dingin. Bibi Winta merasakan seluruh tubuhnya gemetar dan tanpa sadar mundur selangkah.
Naomi menaiki tangga dan melewati Bu Melinda tanpa memandangnya.
Mendorong pintu Kakek hingga terbuka, dia hanya melirik ke arah Tuan Besar Janto yang tertidur di ranjang sebelum disela oleh suara Qina.
"Kenapa kamu datang?!"
Suara Qina meninggi, itu terdengar sangat kasar di ruangan yang sunyi.
Tante Pratiwi memegangnya dan memberi isyarat agar dia merendahkan suaranya. Lalu dia menatap Naomi dan mengerutkan kening, "Cepat keluar! Ini bukan temp
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda