Bab 74
Melihat para eksekutif yang jelas-jelas berpihak, Calista merasa lebih percaya diri. Dia duduk kembali dengan senyuman yang penuh kemenangan sambil menatap Karla.
Namun, Karla membalas tatapannya dengan sorotan mata yang berbeda.
Sorotan itu terasa aneh.
Seolah-olah, sejak awal Karla sama sekali tidak pernah menganggapnya serius!
Belum sempat Calista bereaksi, Karla sudah lebih dulu membuka suara, "Bu Calista, apa kamu terlalu lama tinggal di luar negeri sehingga nggak tahu soal video proses sulam yang ada di dalam negeri ini?"
"Video proses sulam? Itu hanya cara lama. Teknologi AI saat ini bahkan bisa menipu sistem investigasi. Jadi, itu sama sekali nggak ada artinya. Kecuali ... kecuali kamu bisa memperagakannya langsung di tempat, barulah itu bisa dianggap cukup meyakinkan!"
Berdasarkan apa yang Darel katakan, Karla jelas tidak mungkin memiliki kemampuan semacam itu!
Kalau memang punya, bukankah sejak dulu dia sudah mendapatkan nama besar?
Mengapa dia harus rela menerima perlakuan t
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda