Bab 75 Menabrak Mobilnya
Keesokan harinya.
Sinar mentari menembus tirai putih di jendela, memantulkan bayangan di lantai kayu yang berpola.
Renata mengusap matanya yang bengkak dan bangkit dari tempat tidur.
Dia hampir tidak tidur semalaman
Ditambah lagi, semalam dia menangis hingga larut malam. Tak perlu ditanya, sekarang matanya pasti bengkak seperti kacang kenari.
Telepon di samping tempat tidur berdering. Dia melihat layarnya, nama Samira tertera di sana.
Begitu mengangkat telepon, langsung terdengar suara Samira yang ceria. "Sayangku Renata, bagaimana duniamu bersama Pak Calvin tanpa adanya gangguan dari kami? Ulang tahunmu seru, 'kan?"
"Jangan sebut-sebut si brengsek itu." Begitu ingat kemarin, suasana hatinya langsung jelek.
"Kenapa?" tanya Samira. "Kalian bertengkar lagi?"
"Aku nggak mau bahas masalah tentang dia lagi."
Renata melirik ke arah pintu kamar yang tertutup rapat. Benarkah dia tidur semalam di sofa?
Dia turun dari tempat tidur, membuka pintu, dan berniat melihat apakah orang itu masih tidur.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda