Bab 87
Valencia tersenyum tipis, lalu berkata, "Cepat atau lambat, aku akan jadi istrimu. Jadi nggak perlu buru-buru."
Lorenzo menggenggam tangan Valencia dengan erat, sementara jari-jarinya membelai telapak tangan wanita itu dengan lembut. "Aku benar-benar sudah nggak sabar!"
"Tapi, aku khawatir kamu belum siap kalau kita langsung menikah. Jadi, aku minta izin ke ayahmu agar kita bertunangan dulu saja sampai kita berdua siap untuk menikah. Tapi, setelah kupikir-pikir, keputusanku kemarin kurang tepat karena sekarang aku jadi nggak sabar buat menunggu pernikahan kita," ujar Lorenzo dengan senyum yang merekah di bibirnya.
Valencia membalas senyumnya, lalu bertanya dengan nada menggoda, "Apa sekarang kamu sudah siap menikah?"
Lorenzo mencubit pipinya pelan, lalu menjawab, "Coba kamu tanya pada dirimu sendiri. Kalau aku sudah siap sejak dulu."
Valencia menundukkan kepalanya, lalu tersenyum lembut dan berkata dengan nada menggoda, "Hmm, tunggu sebentar lagi."
Lorenzo tersenyum penuh pengertian se

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda