Bab 342
Mata Lorenzo menyorot dalam dan suaranya rendah saat dia berkata, "Valen, kamu benar-benar nggak mengerti pria. Tatapan Louis padamu itu penuh cinta, masa kamu nggak bisa melihatnya?"
Valencia tiba-tiba tertawa.
Dia melempar tatapan tidak percaya pada Lorenzo.
Valencia lalu membalas dengan sinis, "Ya, aku memang nggak memahami pria. Makanya aku percaya saat mantan pacarku bilang selama aku nggak minta putus, dia nggak akan pernah meninggalkanku. Tapi saat kami putus, dia mengejekku naif karena memercayai omong kosong itu."
Lorenzo sontak tertegun.
Bukannya mereka sedang membahas tentang Louis?
Mengapa tiba-tiba topiknya beralih ke dirinya?
Itu memang kata-kata yang dia ucapkan pada Valen ketika mereka putus.
Dia tahu betapa kata-kata itu sudah menyakiti Valen.
Dia sendiri juga tidak kalah sedih.
Saat mengucapkan kata-kata kejam itu, hatinya serasa ditikam pisau.
Mata Lorenzo berkilat suram dan penuh emosi. Kecemburuan yang ditunjukkannya seketika lenyap, digantikan rasa tidak berdaya d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda