Bab 333
Lorenzo menyunggingkan senyum tipis. "Oh? Begitu? Aku justru berpikir sebaliknya. Kalau seseorang sudah menolak sekali, kemungkinan besar dia akan menolak lagi. Kalau nggak ada perasaan, ya tetap nggak akan ada. Sebaliknya, kalau seseorang pernah jatuh cinta, dia bisa jatuh cinta lagi. Karena cinta tetaplah cinta. Tapi kalau nggak cinta, ya tetap nggak cinta."
Rahang Louis mengeras. Sorot matanya yang gelap menyiratkan isi hati yang sulit ditebak.
"Pak Lorenzo kayaknya sangat yakin, ya?" ujar Louis dengan nada dingin. "Tapi menurutmu, apa hati yang pernah terluka bisa sembuh begitu saja? Seseorang yang pernah mencintai sepenuh hati, lalu dikhianati sedalam itu, apa dia cukup bodoh untuk memberi kesempatan kedua hanya untuk disakiti lagi?"
Senyum di wajah Lorenzo sedikit memudar. Kali ini, dia memilih diam.
Tak lama kemudian, lift mencapai lantai parkiran.
Pintu terbuka.
Lorenzo melangkah keluar lebih dulu.
Di belakangnya, Louis mengikuti dengan ekspresi dingin, langkahnya lebih tenang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda