Bab 80
Ketika aku mendengar itu, hatiku tetap tenang.
Di masa lalu, aku mungkin akan senang karena Sally akhirnya memperhatikanku.
Tapi, cintaku padanya sudah terkikis habis selama periode ini.
"Bu, jangan bicarakan dia di hadapanku lagi. Aku tak peduli dengan urusannya." Saat aku mengatakan itu, aku berdiri dan memakaikan selimut padanya, lalu berkata, "Aku ingin menziarahi ayahku, sekalian beri tahu ayahku, aku akhirnya berhasil membersihkan namanya."
Ibuku mengangkat tangan dan menyentuh kepalaku, lalu mengangguk pelan, "Pergi saja, Nak."
Sesampainya di kuburan, tiba-tiba aku melihat sosok familier berdiri di depan batu nisan ayahku.
Dengan keraguan di hatiku, aku melangkah maju dengan cepat, "Sally, kenapa kamu ada di sini?"
Awalnya dia menutup telinga atas kematian ayahku, tapi sekarang dia berpura-pura datang mengunjungi makam ayahku.
"Aku datang untuk menemui Paman Santo." Mata Sally tertuju pada foto di batu nisan dan tidak ada emosi dalam nada bicaranya.
Aku mendengus dan tersenyum s
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda