Bab 74
Dia berusaha untuk mengabaikan keanehan dalam hatinya ini dan membelai lembut rambut Silvia. "Jangan lari-lari, kamu baru pulang dari rumah sakit."
Silvia mengangguk malu-malu. "Iya, Kak Sony, maaf. Lain kali nggak akan lari lagi."
Dylan lalu bercanda, "Silvia, sekangen itukah kamu? Aku yang di sini sampai nggak kelihatan."
Silvia tersipu malu sekaligus kesal. "Kak!"
Dylan mendekati Silvia dan mencubit wajah adiknya itu. "Iya, Kakak cuma bercanda. Ayo masuk!"
"Ya."
Satu tangan Silvia dipegang oleh Sony, dan tangan lainnya memegang lengan Dylan. Para pelayan yang melihat merasa iri. Mereka juga ingin dimanja layaknya tuan putri seperti Silvia.
Nenek Sony juga ada di rumah hari ini. Silvia akan segera menikah dengan Sony dan menjadi salah satu dari majikan mereka juga. Kebaikan apa yang pernah dilakukan Silvia sampai bisa mendapat keberuntungan sebesar ini?
Sony masuk ke ruang tamu dan melihat neneknya, Diana.
Segera setelah Sony pulang ke rumah hari itu, dia menelepon neneknya di depan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda