Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1 Ivana Torin Sudah Mati

Ivana Torin sudah mati. Pada hari itu, di saat truk besar menabrak ke arah mereka, Ivana langsung melindungi ibunya. Namun, ibunya justru melindungi Olivia Jarvis terlebih dulu. Sementara Ivana, dia hanya bisa menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat ibunya menyeret Olivia keluar dari mobil, lalu menutup pintu mobil. Ini juga menghilangkan satu-satunya jalan hidup bagi Ivana. Api melahap tubuh Ivana, membakarnya hidup-hidup hingga mati. Saat mendengar kulitnya terbakar hingga mengelupas, Ivana melihat kedua kakak laki-lakinya berlari panik ke arah Olivia. Tak satu orang pun mengingat dirinya. Ivana tidak tahu apa alasannya, tetapi jiwanya terus mengikuti mereka selama tujuh hari. Hari pertama, Olivia ketakutan hingga pingsan selama sehari semalam. Keluarga Jarvis segera mengerahkan seluruh koneksi mereka untuk mendatangkan dokter-dokter ternama. Seluruh ruangan terang benderang oleh cahaya lampu. Hari kedua, tempat kecelakaan besar itu telah selesai dievakuasi. Ibunya menerima telepon dari polisi, menanyakan identitas jenazah dalam mobil mewah atas namanya. "Jenazah?" Ivana tahu, akhirnya kedua kakaknya dan ibunya baru mengingat dirinya. Wajah mereka seketika memucat. Ivana mengira akan melihat penyesalan dan rasa sakit di wajah mereka. Namun, setelah keheningan yang mematikan untuk sejenak, Ivana hanya mendengar ibunya bergumam pelan, "Dia pembantu kami." Hari ketiga, ayahnya pulang terburu-buru dari luar negeri, menonton rekaman kecelakaan, lalu langsung menampar ibunya. "Ivana melindungimu, tapi kamu malah menutup pintu mobil? Dia itu anak kandung ...." "Ayah!" "Sayang!" Tangis Olivia terdengar pada saat yang bersamaan, membuat Ibu dan kedua Kakak Ivana buru-buru memotong ucapan sang Ayah. Hari keempat, seluruh keluarga kembali ke kediaman Keluarga Jarvis, berdiskusi seharian penuh, tetapi tidak bisa memutuskan bagaimana akan menangani jenazah Ivana. Pemakaman yang terlalu megah akan menimbulkan banyak rumor di luar. Namun, pemakaman yang terlalu sederhana akan membuat hati mereka tidak tenang. Di tengah suasana muram, adik bungsu Ivana yang sedang belajar di luar kota dan tidak tahu apa-apa akhirnya pulang. Melihat semua orang duduk terdiam, dia berseru heran, "Kenapa kalian semua diam begini? Di mana Ivana? Aku ingin makan masakannya. Sepatu edisi terbatasku juga harus dibersihkan. Dia sudah tinggal di kampung selama lima belas tahun, hanya itu yang bisa dia lakukan untukku ...." Hari kelima, Keluarga Jarvis akhirnya menemukan solusi paling sempurna. Mereka mengadakan konferensi pers, menggambarkan Ivana sebagai pelayan setia yang melindungi majikannya. Untuk menghargai pengorbanannya, mereka membelikannya tanah makam terbaik di daerah itu, serta memberikan sejumlah besar uang santunan pada semua korban kecelakaan. Reputasi Keluarga Jarvis melonjak, saham mereka pun meroket. Semua orang memuji Olivia yang mencetuskan ide brilian itu, menyebutnya sebagai gadis pembawa keberuntungan bagi Keluarga Jarvis. Hari keenam, jenazah Ivana yang hangus dibakar kembali hingga menjadi abu, dikebumikan di tengah ekspresi duka Keluarga Jarvis serta sorotan kamera para wartawan. Hari ketujuh, Ibu Ivana diam-diam memanggil seorang ahli spiritual pada malam hari, menambahkan segel di atas makam Ivana yang sepi dan megah. ... "Kakak, kamu akhirnya bangun. Infusnya sudah selesai, darahmu juga sudah kembali normal. Kenapa kamu datang sendirian untuk memasang infus?" Ivana perlahan membuka mata, melihat seorang gadis kecil dari ruang sebelah sedang menatapnya dengan khawatir. "Di mana orang tuamu? Kenapa kamu nggak meminta mereka datang?" Ivana tahu bahwa dirinya telah terlahir kembali. Terlahir kembali ke saat dia dilalap api. Dia masih bisa merasakan suhu panas yang mengerikan saat api melahap tubuhnya di dalam mobil. Ivana menyentuh wajahnya sambil menjawab, "Aku nggak punya orang tua." Gadis kecil itu merasa telah salah bicara. Ekspresinya langsung penuh rasa iba, hendak meminta maaf. Pada saat itu, seorang perawat berjalan masuk. Ketika melihat wajah Ivana, dia langsung meraba dahi Ivana dengan heran. "Saat kamu muncul di depan rumah sakit, sekujur tubuhmu merah seperti habis dipanggang, termometernya bahkan menunjukkan suhu tujuh hingga delapan puluh derajat. Kami sampai ketakutan. Tapi kenapa sekarang demammu turun begitu cepat?" Gadis kecil di sebelah bergumam, "Guru bilang kalau suhu manusia lebih dari empat puluh derajat, tubuhnya bisa rusak. Mana bisa sampai tujuh hingga delapan puluh derajat? Termometernya pasti rusak." "Pintar sekali." Ivana tersenyum sambil memuji, "Pasti termometernya yang rusak." Namun, Ivana tahu dengan sangat baik bahwa termometernya tidak salah. Saat dia berteleportasi keluar dari mobil, suhu tubuhnya memang hampir mencapai seratus derajat. Tentang kenapa dia bisa tetap hidup, kenapa bisa berteleportasi, itu karena saat jiwanya kembali ke tubuh yang dilalap api, Ivana dari dunia kultivasi juga tersadar dan bangkit kembali.
Bab Sebelumnya
1/100Bab selanjutnya

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.