Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 9 Tinggal di Rumah Keluarga Osbert

Setelah Felicia dan Oliver menyapa satu sama lain, Oliver berbicara beberapa kata dengan Esther. Setelah mengatur semuanya, Oliver membiarkan Felicia pergi bersama Ricky. Esther mengantar Felicia dan Ricky sampai di pintu gerbang panti jompo. Dengan mata berkaca-kaca, dia menggenggam tangan Felicia erat-erat. "Chacha, tinggallah di rumah keluarga Osbert untuk sementara waktu. Gunakan waktu ini dengan baik dan ingat untuk menjalin hubungan yang baik dengan Leonard." Esther berkata dengan penuh perhatian dan memberikan pesan panjang lebar tanpa menyadari kalau Ricky sedang mendengarkan percakapan mereka. "Meski Leonard sudah punya tunangan, nenek dengar dari kakek angkatmu, dia nggak punya perasaan pada tunangannya itu. Kalau sudah menikah saja masih bisa bercerai, apalagi baru tunangan, itu pasti masih bisa dibatalkan kapan saja." "Nenek." Felicia memotong kata-kata Esther, lalu menatap Ricky yang berdiri di samping. Ricky hanya menunjukkan sikap santai, tatapan matanya menunduk, seolah tidak peduli dengan percakapan mereka. Namun, Felicia sudah tahu siapa dia. Ricky adalah asisten eksekutif Leonard. Tidak mungkin orang yang seperti itu tidak cerdas. "Nenek nggak akan mengatakan apa-apa lagi, tapi kamu harus ingat, ya! Pastikan untuk membuat Leonard jatuh cinta padamu, terus buat Jenny dan Austin marah." "Cepat kembali, Nek! Nenek harus jadi anak yang patuh di panti Jompo, makan tepat waktu, dan berolahraga sesuai jadwal. Aku akan datang menjenguk Nenek lagi." Setelah memeluk Esther, Felicia memberikan beberapa pesan kepada Diana untuk menjaga neneknya dengan baik. Baru setelah itu, dia pergi bersama Ricky. Saat mereka keluar dari panti jompo, mobil yang Felicia pesan sebelumnya sudah datang, yaitu sebuah Mercedes-Benz G-Class hitam. "Pak Ricky, tolong jangan terlalu serius menanggapi ucapan nenekku tadi. Aku nggak akan tinggal di rumah keluarga Osbert. Tapi, tolong bantu aku untuk tetap menjaga kebohongan ini di depan nenekku." "Nona Felicia, kalau Nona nggak pergi, lebih baik Nona sendiri yang menjelaskan langsung kepada Pak Oliver. Saya hanya seorang pekerja, jadi saya nggak bisa melanggar perintah Pak Oliver." Ricky menjawabnya sambil tersenyum. Gadis ini bercanda, ya? Pak Oliver sudah memberikan perintah yang jelas. Kalau hari ini dia gagal membawa Felicia untuk tinggal di rumah keluarga Osbert, pekerjaan asisten eksekutifnya bisa tamat. Felicia mengerutkan alisnya, tetapi Ricky dengan cepat membuka pintu mobil. "Nona Felicia, silakan naik." "Kelihatannya, Nenek Esther benar-benar sangat menyayangi dan peduli pada Nona Felicia. Kalau Nenek Esther tahu Nona nggak menuruti permintaannya, dia pasti akan merasa sangat sedih." Mendengar nama neneknya disebut, Felicia terdiam dan berpikir sejenak. Akhirnya, dia membatalkan mobil yang baru saja dia pesan dan masuk ke mobil Ricky. Satu jam kemudian, Ricky membawa Felicia ke rumah keluarga Osbert. Oliver sudah meminta kepala pelayan dan pembantu untuk menyiapkan kamar tamu yang berada di sebelah kamar tidur Leonard. Sebelumnya, Esther meminta kepada Oliver agar cucunya bisa menikah dengan Leonard. Namun, Oliver tidak berani langsung menyetujuinya. Bagaimanapun juga, Leonard sudah punya tunangan di Kota Eldorado. Meski begitu, Leonard tampaknya tidak terlalu menyukai tunangannya. Oleh karena itu, Oliver mengambil jalan tengah. Dia memutuskan untuk menempatkan Felicia di tempat yang dekat dengan Leonard, berharap mereka berdua bisa saling mengenal dan saling menyukai. Kalau mereka benar-benar berjodoh, itu baik. Kalau tidak, dia masih bisa memberikan penjelasan kepada Esther. "Chacha, coba lihat kamar ini. Kalau ada yang nggak kamu suka atau merasa nggak nyaman, langsung bilang ke Kakek. Kakek akan meminta mereka memperbaikinya untukmu." Oliver tersenyum lebar sambil menggenggam tangan Felicia dan membawanya berkeliling ruangan. Begitu melihat Felicia secara langsung, Oliver merasa kalau Felicia lebih kecil, lebih manis, dan lebih menggemaskan dibandingkan di video. Saat tinggal di rumah keluarga Lumington, kamar Felicia biasa-biasa saja. Jeff dan Stella selalu mengatakan agar dia tidak punya kebiasaan boros atau merasa seperti putri orang kaya. Oleh karena itu, kondisi materi di keluarga Lumington untuknya tidak terlalu baik. Untungnya, Esther sangat menyayanginya. Esther akan memberikan apa yang tidak diberikan oleh orang tuanya secara diam-diam. Sekarang tinggal di rumah keluarga Osbert, bisa dibilang seperti menumpang. Felicia bahkan merasa bersyukur, mana mungkin dia akan merasa tidak suka? "Kakek, aku sangat suka." Felicia tersenyum manis dan berkata, "Terima kasih, Kakek." "Kamu nggak membawa apa-apa? Jangan-jangan keluarga Lumington bahkan nggak mengizinkanmu membawa barang-barangmu?" Felicia datang dengan tangan kosong. Oliver yang sebelumnya sudah mendengar dari Esther tentang cara Jeff dan Stella memperlakukannya, merasa makin iba dan peduli terhadap Felicia. Felicia mengangguk. Dia memang tidak membawa apa-apa kecuali ranselnya yang hanya berisi iPad dan beberapa sketsa desain. iPad-nya dijatuhkan oleh Jenny dari tas dan kemudian diinjak sampai rusak. Dia belum sempat membawanya untuk diperbaiki, sedangkan untuk sketsa desain, dia sudah menyimpannya dengan baik. "Nanti setelah Leon kembali, Kakek akan menyuruhnya menemanimu membeli beberapa pakaian." "Terima kasih, Kek, tapi itu nggak perlu." Felicia tersenyum manis, lalu menolak niat baik Oliver dengan lembut, "Aku sudah membelinya secara online, besok akan sampai." "Baiklah." "Kalau gitu, kamu istirahat dulu. Nanti turun untuk makan." Oliver tidak memaksanya. Dia gadis yang pemalu dan baru saja datang ke rumah, jadi dia perlu waktu untuk beradaptasi. "Baik, terima kasih, Kek." Setelah Oliver turun ke bawah, Felicia menutup pintu kamar dan memeriksa sekeliling untuk memastikan tidak ada alat pengintai di kamar ini. Setelah yakin semuanya aman, dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah mencuci muka, Felicia duduk di tepi tempat tidur dan membuka ponselnya. Dia membaca email yang baru saja dikirim oleh muridnya, Connie Black. "Guru, keluarga Osbert di Kota Eldorado sedang mencari informasi tentang Guru dengan harga tinggi. Mereka ingin Guru membantu keluarga Osbert mengobati seorang pasien." Melihat nama "keluarga Osbert," Felicia langsung teringat dengan keluarganya Oliver. Felicia mengetuk layar dengan lembut dan membalas email Connie. "Terima saja." Connie segera membalas emailnya: "Baik, Guru." Felicia menyimpan ponselnya. Urusan selanjutnya tidak perlu dia pikirkan. Connie akan mengatur semuanya, mulai dari waktu, tempat, hingga orang-orang yang terlibat. Tugas Felicia hanya datang dan mengobati pasien itu. Pada saat yang sama, cabang Grup Osbert di Kota Aldeas. Ricky sedang melaporkan kepada Leonard tentang semua yang terjadi setelah dia bertemu dengan Felicia. Dia juga menyampaikan semua kata-kata yang diucapkan oleh Esther dan Felicia tanpa melewatkan satu kata pun. Setelah mendengar laporan itu, wajah Leonard langsung menjadi gelap. Rasa tidak sukanya terhadap Felicia makin bertambah. Wanita ini dan neneknya menganggap dirinya sebagai orang bodoh yang bisa dimanfaatkan. Sekarang, wanita ini bahkan menggunakan berbagai cara untuk tinggal di rumah keluarga Osbert. "Pak Leonard, saya melihat kalau Pak Oliver sangat menyukai Nona Felicia. Beliau bahkan mengatur kamar Nona Felicia di sebelah kamar tidur Anda." Ricky dengan hati-hati menambahkan. "Sepertinya, maksud Pak Oliver adalah agar Nona Felicia mendapat kesempatan yang lebih dekat dengan Anda." "Ricky, beri tahu kakek, belakangan ini aku harus pergi ke luar kota untuk dinas dan nggak akan kembali ke Vila Meditania." Leonard mengambil ponselnya untuk memeriksa pesan yang baru masuk. Lima menit yang lalu, ada sebuah email dari pengirim yang tidak dikenal. Dia segera membukanya dan menemukan pesan singkat: "Pak Leonard , Elim telah menerima permintaan Anda. Lokasi: Rumah Sakit Swafael di Kota Bromwal. Waktu, tanggal 20 Juli pukul sepuluh pagi." Mata Leonard langsung berbinar. Dia memerintahkan kepada Ricky, "Kosongkan jadwal pada tanggal 20 Juli. Hari itu, aku akan membawa kakek ke Kota Bromwal." "Baik, Pak." Suasana hati Leonard agak membaik. Dia datang ke Kota Aldeas bersama kakeknya setelah mendengar kalau Dokter Elim saat ini sedang berada di daerah ini. Sekarang, setelah mendapat kabar dari Elim, dia memutuskan untuk segera membawa kakeknya ke sana untuk berobat. Ini juga menjadi alasan yang sempurna untuk menghindari Felicia. "Ricky, kembali ke Vila Meditania. Siapkan koperku dan beri tahu kakek kalau besok pagi aku akan membawanya ke Kota Bromwal." Leonard memutuskan untuk pergi lebih awal ke Kota Bromwal. Konsorsium Osbert punya banyak cabang di seluruh dunia, termasuk di Kota Bromwal. Dengan pergi sehari sebelumnya, dia bisa mengatur kakeknya lebih awal dan juga memeriksa kondisi cabang di sana. Sementara cucu Esther, wanita yang hanya mengejar harta dan membenci kemiskinan, biarkan dia tinggal sendiri di vila Meditania. Kalau dia tidak pulang dan kakeknya juga tidak ada di rumah, wanita itu tidak akan bisa memanfaatkan mereka untuk meningkatkan kesan baik terhadap dirinya. "Baik, Pak Leonard." Ricky menjawab dengan hormat, "Kalau gitu, apa malam ini Pak Leonard akan menginap di hotel?" "Ya, aku akan menginap di Hotel Grup Athena." "Baik, Pak Leonard." Ricky berbalik dan meninggalkan kantor. Dia pergi lagi ke Vila Meditania. Sementara itu, di Vila Meditania. Felicia sedang diajak oleh Oliver untuk mengenal lingkungan vila dan rute sekitarnya. "Chacha! Tinggallah di sini dengan tenang. Soal masalah dengan keluarga Lumington, nenekmu sudah bercerita pada Kakek. Cara mereka memperlakukanmu itu nggak benar." "Kakek pasti akan meminta Leon untuk mencarikan orang tua kandungmu." "Terima kasih, Kek. Aku benar-benar merasa nggak enak karena sudah merepotkan kalian. Setelah aku masuk kuliah lagi, aku akan tinggal di asrama." Felicia masih belum lulus kuliah. Jeff dan Stella tidak memperlakukannya dengan baik. Pada tahun pertama dia masuk universitas, mereka sudah menyuruhnya untuk tinggal di asrama. Namun, setiap kali Stella membutuhkan transfusi darah, Felicia harus segera ke rumah sakit untuk mendonorkan darahnya. Awalnya, Esther tidak setuju Felicia tinggal di asrama. Namun, Felicia meyakinkannya kalau tinggal di asrama bisa melatih kemandiriannya dan memperluas lingkaran pertemanan. Dia juga berjanji untuk pulang setiap akhir pekan dan melakukan panggilan video dengan Esther setiap hari. Akhirnya, Esther mengizinkannya. "Kakek Oliver, aku tahu Kakek sangat menyayangiku seperti nenek, aku akan selalu mengingat kebaikan kalian!" Felicia berkata dengan lembut. Dia tahu jenis cucu seperti apa yang disukai oleh orang tua, jadi dia berusaha sebaik mungkin untuk tampil baik di depan mereka agar mereka bisa memercayainya sedikit. Meski dia seorang gadis, dia tidak selemah itu dan bisa hidup tanpa perlindungan orang lain. Oliver memang baik hati, tetapi tinggal di keluarga Osbert tetaplah sebuah situasi "menumpang". Felicia sudah menumpang selama 20 tahun di keluarga Lumington. Kalau bukan karena tidak bisa menolak Esther, dia benar-benar tidak ingin mengalami hal seperti ini lagi. "Pak Oliver, Pak Leonard menelepon." Kepala pelayan mendekat sambil membawa ponsel, meminta izin untuk mengganggu percakapan antara Felicia dan Oliver. "Pak Leonard bilang, ada hal penting yang ingin disampaikan kepada Anda." "Berikan ponselnya padaku!" Oliver mengambil ponsel itu dan langsung menjawab panggilan itu tanpa menghindar Felicia. "Halo." "Halo, Kakek, aku nggak akan pulang malam ini. Kakek suruh kepala pelayan untuk merapikan koper, besok aku akan membawa Kakek berwisata ke Kota Bromwal." "Hah?" Oliver tidak langsung mengerti. "Kamu nggak akan pulang malam ini? Apa kamu lupa kalau cucu Nenek Esther baru saja tiba di rumah kita hari ini? Kamu nggak ingin pulang dan bertemu dengannya, lalu besok pagi langsung membawaku pergi meninggalkan rumah?" "Leonard, apa Kakek pernah mengajarimu cara bertindak seperti ini?" "Kakek, ada beberapa hal yang nggak bisa aku jelaskan sekarang. Besok pagi, aku akan minta Ricky untuk menjemput Kakek. Nanti kita bicarakan di mobil." Oliver mulai kesal dan hendak mengatakan sesuatu lagi, tetapi Leonard sudah memutus teleponnya. Meski panggilan itu tidak menggunakan pengeras suara, Felicia yang duduk tidak jauh dari Oliver bisa mendengar isi percakapan mereka dengan jelas.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.