Bab 89 Tamparan
Felicia dicengkeram erat oleh Leonard. Suhu telapak tangan pria itu terasa panas, seolah-olah akan membakar kulit di area pergelangan tangannya.
Leonard meremas tangannya, dan Felicia bisa merasakan tubuh pria itu seolah dipenuhi dengan gejolak api yang membakar setiap sudut tubuhnya.
"Ayo, ke kamarku."
Leonard terus menggenggam tangan Felicia. Matanya tertutup dan bayangan suasana di Rumah Sakit Swafael muncul di benaknya, saat dia mencabut jarum infus dari tangan putih Felicia.
Dalam sekejap, segala sesuatu menjadi begitu jelas baginya.
Leonard menelan ludah, dan suara berat di tenggorokannya memberi tanda bahwa dia baru menyadari sesuatu yang penting.
"Felix, makananku dimasukkan obat."
Leonard berbicara lagi, suaranya kali ini terdengar serak, seolah-olah ada yang membuat tenggorokannya tercekat.
"Hmm?"
Felicia mendengar itu dan segera menyadari situasinya. Tanpa ragu, dia langsung memegang pergelangan tangan Leonard dan memeriksa denyut nadinya dengan cekatan. Wajahnya yang cantik
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda