Bab 6 Felicia Tidak Berniat Membiarkan Mereka
Jeff, Stella, dan Jenny terus-menerus berbicara tanpa memberi kesempatan pada Felicia untuk menjelaskan. Mereka langsung menuduhnya tanpa memberi ruang untuk pembelaan.
Namun, Felicia juga merasa malas untuk memberikan penjelasan.
Selama bertahun-tahun hidup di keluarga Lumington, satu-satunya orang yang benar-benar dia pedulikan adalah Esther.
Felicia sudah sangat memahami siapa Jeff dan Stella. Sementara untuk Jenny yang baru ditemukan sebagai anggota keluarga, kalau dia tidak mengganggu, Felicia tidak akan memedulikannya.
Namun, kalau Jenny terus-menerus membuat masalah, Felicia tidak akan membiarkannya begitu saja.
Namun, sebelum Felicia bisa membuka mulut, Esther sudah membuka kedua tangannya dan berdiri di depannya, melindungi Felicia dengan sikap melindungi.
"Kalian pergi dari sini! Aku nggak mau melihat kalian! Kalian bekerja sama untuk menindas Chacha, pergi dari sini!"
"Chacha, jangan takut, Nenek akan melindungimu!"
Meski usia Esther sudah lanjut dan tinggal di panti jompo selama beberapa tahun terakhir, Felicia sering mengunjunginya dan bahkan memilihkan perawat untuk merawatnya. Itu membuat Esther tetap terlihat energik dan suaranya sangat lantang saat bertengkar.
Namun, menghadapi perlindungan dan keberpihakan Esther yang begitu jelas terhadap Felicia, Jenny langsung kehilangan kendali.
Setelah kembali ke keluarga Lumington, Stella dan Jeff selalu memenuhi semua keinginannya dan memperlakukannya dengan sangat sayang, bahkan bisa dikatakan mereka melayaninya seperti seorang putri raja.
Namun, nenek yang seharusnya menjadi nenek kandungnya ini, justru bersikap dingin pada Jenny sejak pertama kali dia datang bersama Jeff dan Stella.
Padahal dia itu cucu kandungnya!
"Nenek, aku ini cucumu yang asli, darah Nenek mengalir dalam tubuhku. Kenapa Nenek melindungi dia yang cuma anak palsu itu? Kalau bukan karena dia, aku nggak akan menderita seperti ini selama bertahun-tahun."
"Aku dan nenek, juga ayah dan ibu, nggak akan terpisah selama bertahun-tahun seperti ini."
Jenny berteriak pada Esther sambil menangis dengan sangat kesal.
"Waktu kami datang untuk menjenguk Nenek, kenapa Nenek bersikap seperti ini? Apa Felicia adalah cucu kesayangan Nenek, sedangkan aku bukan?"
"Tentu saja bukan," jawab Esther dengan tegas. "Aku bahkan nggak mengenalmu, apa hakmu menjadi cucu kesayanganku?"
"Felicia, kamu itu bencana bagi keluarga Lumington yang membuat keluarga kami nggak harmonis."
Stella tidak bisa menahan diri saat melihat siapa pun menindas Jenny, termasuk Esther. Esther tinggal di panti jompo selama bertahun-tahun, Stella bahkan menyarankan Jeff untuk tidak membayar biaya panti jompo dan melarangnya untuk mengunjungi Esther.
Stella dan Jeff tahu kalau Felicia yang membayar biaya panti jompo selama ini.
Stella bahkan pernah mengeluh kepada Jeff berkali-kali tentang betapa banyak uang yang diberikan Esther kepada Felicia.
Kalau tidak, bagaimana Felicia bisa membayar semua biaya Esther di panti jompo?
Jeff tidak mengatakan apa-apa. Lagi pula, Esther adalah ibunya. Kalau Felicia tidak membayar, dia yang harus bertanggung jawab.
Keluarga Lumington saat ini adalah keluarga terkaya di Kota Aldeas, jadi biaya seperti itu tidak ada artinya bagi Jeff, tetapi Stella tidak mau membayarnya.
Lagi pula, uang yang dikeluarkan Felicia adalah uang yang diberikan Esther padanya dulu.
Stella mendorong Jenny ke depan dan melangkah maju, lalu menunjuk hidung Esther dan mengomel, "Ibu, lihat dengan jelas, Jenny adalah cucu Ibu yang asli! Apa Ibu sudah kecelakaan sampai otak Ibu rusak atau mata Ibu sudah buta?"
"Apa Ibu sudah jadi bodoh sampai nggak bisa mengerti perkataan orang lain? Aku sudah bilang, kembalikan saham yang Ibu beri ke Felicia untuk Jenny! Ibu dengar nggak?"
Stella berkata sambil mengulurkan tangannya untuk menarik kerah baju Esther.
Tatapan Felicia langsung menjadi dingin. Sebelum tangan Stella sempat menyentuh Esther, Felicia segera menggenggam pergelangan tangan Stella, lalu mendorongnya dengan kuat sampai Stella terhuyung mundur beberapa langkah.
Kemudian, Felicia berbalik, meraih tangan Esther, dan mundur beberapa langkah. "Suster Diana, tolong bawa nenek kembali ke kamarnya."
Diana segera mendekat, mengulurkan tangan untuk membantu Esther kembali ke kamar.
"Aku nggak mau kembali."
Namun, Esther tidak mau pergi. Kalau dia pergi, ketiga orang ini akan makin berani menindas Chacha karena mereka lebih banyak.
"Chacha, jangan takut, Nenek akan melindungimu."
"Nenek, aku nggak takut. Aku nggak akan ditindas oleh mereka, jadi dengarkan aku, ikuti Suster Diana dulu, nanti aku akan mencari Nenek sebentar lagi."
Felicia menatap Esther. Ekspresinya langsung menjadi lembut dalam sekejap dan suaranya juga menjadi lebih lembut.
Esther seperti anak kecil yang perlu dibujuk.
"Suster Diana, tolong bantu nenek, ya."
Felicia memberikan isyarat mata kepada Diana. Kemudian, Diana membujuk Esther sambil membantunya kembali ke kamar.
Setelah Esther pergi, tatapan Felicia langsung menjadi dingin. Wajahnya tanpa ekspresi, sementara matanya yang seperti bunga persik melirik Jeff sekeluarga dengan dingin.
Akhirnya, tatapannya tertuju pada Stella. Tadi Stella telah menghina neneknya dan bahkan berniat untuk memukulnya.
Tatapan Felicia sangat dingin, seolah-olah beku dalam es, sementara ketajaman di matanya seperti bisa merobek siapa saja.
Stella yang belum pernah melihat Felicia dengan aura yang sekuat dan sedingin ini, langsung mundur beberapa langkah karena ketakutan.
Namun, Felicia tidak berniat membiarkan pergi begitu saja.
Dia melangkah maju untuk mendekati Stella. Suaranya yang dingin terdengar tajam seperti ada racun di setiap kata yang dia ucapkan.
"Stella, ulangi apa yang baru saja kamu katakan."
Stella terbelalak tidak percaya. Felicia yang telah memanggilnya "ibu" selama 20 tahun. Bahkan setelah menemukan Jenny dan berusaha mengusirnya dari rumah keluarga Lumington, Felicia masih memanggilnya "Nyonya Stella" dengan penuh hormat.
Namun, sekarang Felicia malah memanggilnya dengan namanya!
"Aku ini ibumu!" Stella berteriak dengan marah, "Aku telah membesarkanmu selama 20 tahun."
"Bisa-bisanya kamu berani memanggil namaku langsung."
"Sejak kalian menemukan putri kandung kalian dan mengusirku, aku nggak lagi menganggapmu ibuku," kata Felicia sambil menatap Stella dengan dinging, lalu menatap Jeff. "Jeff, kamu membiarkan istrimu menyakiti ibu kandungmu sendiri. Kamu benar-benar pria yang hebat."
"Sayangnya, aku dibesarkan oleh kalian, jadi aku ikut meniru apa yang kalian lakukan. Kalau kalian saja nggak menghormati ibu kalian, kenapa aku harus menghormati kalian yang bukan orang tuaku?"
"Stella, cepat sujud minta maaf ke nenek."
"Dan kamu, Jeff, kalau kamu nggak bisa merawat nenek, lebih baik serahkan nenek padaku. Kalau kalian nggak merawatnya, aku yang akan merawatnya."
"Felicia, nggak masalah meski kamu sudah merusak keharmonisan keluarga kami, tapi sekarang kamu malah mengucapkan kata-kata yang sangat nggak tahu diri!"
Jeff merasa malu dan marah. Dia mengangkat tangannya untuk menampar wajah Felicia. Namun, Felicia langsung menangkap pergelangan tangan Jeff, menarik, dan mendorongnya hingga Jeff terjatuh ke lantai.
"Aku peringatkan kalian, jangan ganggu nenek lagi."
"Selain itu, tentang saham keluarga Lumington, kalian jangan pernah bermimpi untuk mengambilnya. Karena itu diberikan nenek kepadaku, kecuali aku mati, nggak ada yang bisa merebutnya."
Suara Felicia dingin. Wajah kecil yang tampak tidak berperasaan menatap Jeff dan keluarganya dengan mata tanpa emosi.
Sebenarnya, dia sama sekali tidak berniat untuk merebut saham keluarga Lumington. Namun, Nenek memberikannya dengan mengorbankan keselamatannya sendiri dan memintanya untuk melindungi saham itu karena khawatir Felicia akan hidup tanpa dukungan di masa depan.
Felicia tidak peduli dengan harta dan saham keluarga Lumington, tetapi dia sangat peduli dengan cinta dan perhatian yang diberikan neneknya.
Adapun masalah keharmonisan keluarga Lumington, itu tidak ada hubungannya dengannya.
Siapa pun yang menindas neneknya, dia tidak akan membiarkannya begitu saja.