Bab 508 Pemilik Nomor Itu
Emosi Alice jelas semakin bergejolak. Melihat itu, Oliver buru-buru bangkit dan mencoba menenangkannya. "Alice, jangan terlalu emosional. Duduk dulu."
Tatapan Alice seketika berubah dingin. Dia menarik napas dalam-dalam untuk meredam amarah dan dendam dalam hatinya.
"Maaf, suasana hatiku sedang nggak bagus sekarang. Mohon maaf kalau nada bicaraku kasar atau ada perkataanku yang nggak enak didengar, Ayah."
"Aku lelah. Ke kamar dulu, ya, mau istirahat."
Begitu Alice selesai mengatakan itu, dia terlihat menghindari tangan Oliver yang hendak menahannya, lalu berbalik dan cepat-cepat meninggalkan penginapan.
Berhubung masih dalam masa pemulihan, Alice tetap tinggal di apotek bersama Connie yang setia merawatnya. Saat nggak bertemu Oliver, tampaknya emosinya cukup stabil.
Namun, setelah pertemuan tadi, dada Alice mendadak terasa sesak akibat amarah.
Begitu berbalik badan, matanya mulai berkaca-kaca tanpa bisa dikendalikan.
Dia tahu betul apa yang direncanakan oleh Damian, tetapi dia juga sad

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda