Bab 388 Kadang-Kadang, Dia Bisa Lembut
Saat Kakek Oliver terus berbicara, matanya yang tua mulai memerah. Awalnya, dia hanya ingin membantu cucu sulungnya. Namun, setiap kali memikirkan bahwa suatu hari dia akan pergi, meninggalkan Leonard sendirian di vila besar keluarga Osbert, rasa sedih langsung menyerangnya.
Nada suara Kakek Oliver yang penuh kasih mulai terdengar serak, dan matanya mulai berkaca-kaca. "Naomi itu benar-benar nggak punya hati. Bukan hanya nggak membantu Leonard, tapi diam-diam selalu berusaha menjatuhkannya."
"Sudah, Kakek. Kamu akan hidup panjang umur, potong Leonard dengan suara tegas, menghentikan perkataan Kakek Oliver.
Mendengar nama Naomi, bibinya, Kakek Oliver tidak pernah sekalipun menyebutkan ayah dan ibu Leonard.
Raut wajah Leonard berubah redup sejenak, tetapi dia segera menutupinya dan kembali menunjukkan ekspresi tenang.
Felicia, yang berdiri di samping, memperhatikan semua perubahan emosi ini dengan jelas.
Entah kenapa, dia ikut merasa sesak di dada.
Sejak awal, Felicia memang sudah bersim
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda