Aku berada di rumah sakit sampai siang tetapi Zachary tidak pernah muncul. Aku sedikit kecewa. Tidak, kekecewaan hampir tidak cukup untuk menggambarkannya. Rasanya seperti menerima pukulan di jantungku. Dalam sekejap, aku diliputi oleh emosi negatif. Cinta masih berhasil menyakitiku lagi.
Bahkan Zachary yang tak bernoda pun tidak terkecuali.
Aku tetap di tempat tidur dan menangis tak berdaya. Rasa sakit yang aku rasakan begitu besar sehingga aku merasa seperti akan mati. Aku sangat merindukan pengampunan dan cintanya sehingga aku merasa mual. Aku memuntahkan isi perutku.
Aku sering muntah selama dua hari di sana.
Dokter kemudian bergegas menemuiku.
Dia mengatakan bahwa aku depresi dan menyarankanku untuk berbicara dengan seorang psikolog.
Psikolog…
Mengapa dia menyarankanku pergi ke psikolog?
Aku segera mengganti baju rumah sakit dan meninggalkan bangsal. Tiba-tiba, aku diliputi perasaan tidak pasti ketika aku berdiri di pintu masuk rumah sakit. Aku diam beberapa saat untuk mengumpulka