Bab 81 Selamatkan Aku
"Plak!"
Henry melayangkan tamparan pada pipi putrinya.
Pipinya terasa panas membara. Ariana memegang wajahnya, matanya penuh dengan keterkejutan dan kekecewaan, seketika air matanya memenuhi matanya.
Dia menegakkan kepala dan mati-matian menahan agar air matanya tidak jatuh.
Di sebelah ada Larissa, Shakira dan Matteo yang berdiri di pintu juga membelalakkan mata.
Dulu, Henry bukan hanya tak akan menampar putri sulungnya, dia bahkan jarang berbicara keras padanya.
Bisa dikatakan bahwa semua kasih sayang seorang ayah diberikan kepada Ariana.
Henry menunjuk Ariana sambil marah-marah.
"Kamu pikir aku membesarkanmu supaya kamu menjadi anak nggak tahu terima kasih, ya? Kamu bilang mau balas budi, tapi bahkan posisi sebagai nyonya CEO saja kamu tolak, mau membalas budi dengan apa kamu?!"
Pada saat ini, Shakira berjalan mendekati Henry, mengangkat tangan membantu menenangkannya, "Ayah, jangan marah, kesehatan lebih penting. Kalau Kakak nggak berbakti, masih ada aku dan Matteo."
"Lihat, kamu ba
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda