Bab 14 Hanya Pantas Menjadi Pelayan
Saat mengingat tindakan beraninya ketika mabuk malam itu dan melihat tatapan Danzel sekarang, punggung Ariana langsung berkeringat dingin.
"Martha cuma bercanda," kata Ariana sambil menyeret Martha. "Kita sudah selesai, 'kan? Ayo pergi."
Tanpa memedulikan Martha yang protes bahwa dia belum kenyang, Ariana buru-buru berlari ke luar.
Daniel menyipitkan mata dan menatap Danzel, "Kenapa rasanya calon adik iparmu itu takut sama kamu?"
Danzel terus berjalan ke tempat duduk mereka. "Kenapa aku merasa kalau kata-kata Martha tadi seharusnya buat kamu?"
Setelah keluar dari restoran, barulah Ariana menghela napas lega.
"Kita mau ke mana? Buru-buru banget. Aku belum selesai," keluh Martha. "Kamu takut aku nggak selera makan gara-gara cowok berengsek itu? Tenang saja. Justru kalau ada dia, makanku jadi banyak!"
"Maaf, Martha."
Ariana memandang Martha dengan penuh penyesalan. "Maaf, aku tadi nggak bilang, cowok di bar itu Danzel."
Mata Martha langsung terbelalak. Saking kagetnya, dia jadi tidak bisa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda