Bab 48
Aaron tidak tidur semalaman.
Tubuhnya sebenarnya sudah mencapai batas kelelahan, tetapi rasa kantuk tak juga menghampirinya.
Setiap kali mencoba memejamkan mata, kenangan tentang saat-saat bersama Orlin selama bertahun-tahun terus bermunculan di benaknya.
Sejak kecil, Orlin sangat lengket padanya. Bahkan ketika Aaron bersikap dingin, Orlin tetap mengekor di belakangnya, memanggilnya kakak dengan suara manis tanpa sedikit pun rasa takut.
Lambat laun, hati Aaron luluh dan membiarkan Orlin memasuki dunianya.
Di hari kepergian ibunya, Orlin memeluknya erat di pemakaman. Gadis kecil itu menangis lebih pilu darinya, tetapi tetap tak berhenti menghiburnya.
Permen yang Orlin selipkan ke telapak tangannya saat itu, hingga kini belum juga Aaron makan.
Saat Orlin kehilangan orang tuanya di usia tujuh tahun, Aaron untuk pertama kalinya merasakan keberanian untuk melindungi seseorang. Saat itulah Aaron mulai mengerti arti tanggung jawab.
Dia menganggap Orlin sebagai adik kandungnya dan tanggung jaw
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda