Bab 31
Sopir itu adalah seorang pria paruh baya. Seolah teringat sesuatu, dia mulai berbicara dengan nada bijak, seperti seseorang yang sudah berpengalaman, "Wanita itu harus dirayu, serta harus dirayu di waktu yang tepat. Kalau nggak, akan ada orang lain yang memanfaatkan situasi untuk merebutnya. Sudah terlambat kalau kamu baru menyesal belakangan!"
"Dulu, aku dan istriku juga begitu. Kami pernah bertengkar hingga saling mendiamkan selama satu bulan. Tiba-tiba, muncul seseorang yang mulai mengejarnya. Hampir saja istriku direbut olehnya. Untungnya, aku segera mengakui kesalahanku, lalu segera membujuknya. Kalau nggak ...."
Sopir itu terus mengoceh, menceritakan kisahnya dengan sang istri. Namun, Aaron tidak mendengarkan satu kata pun. Pikirannya terpaku pada kalimat dari si sopir tadi, "Kalau nggak, akan ada orang lain yang memanfaatkan situasi untuk merebutnya. Sudah terlambat kalau kamu baru menyesal belakangan!"
Kalimat itu seperti mantra yang terus bergema di benak Aaron, membuat keresa
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda