Bab 17
Di ujung telepon, Kyla tertegun sejenak. Matanya perlahan memerah. Dia mengusap air matanya dengan punggung tangan, menunjukkan senyum simpul di wajahnya, lalu berkata "Ya, Bibi akan memikirkannya."
"Baiklah." Orlin juga tersenyum, meski ada rasa bersalah yang tersirat di matanya. "Maafkan aku, Bibi. Mengenai rencana menjadi pengajar sukarelawan, aku memutuskan semuanya sendiri tanpa berdiskusi denganmu terlebih dahulu."
Keputusan Orlin untuk menjadi pengajar sukarelawan bukanlah sesuatu yang impulsif. Dia telah mempertimbangkannya matang-matang. Namun, dia tahu bibinya tidak akan menyetujuinya dengan mudah, jadi dia merahasiakan hal itu sampai semuanya selesai.
Meskipun bibinya tidak pernah mengungkapkan kekecewaan, Orlin merasa perlu meminta maaf atas tindakannya.
Kyla menghela napas panjang. "Yang salah adalah Bibi. Selama ini, Bibi terlalu sibuk dengan perusahaan sampai kurang memperhatikanmu. Itu yang membuat keadaan jadi seperti sekarang. Orlin, sebenarnya Bibi nggak menentang ke
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda