Bab 160
Tidak tahu lewat berapa lama kemudian, Aaron berbaring terlelap di samping ranjang.
Di atas ranjang, Orlin tiba-tiba bernapas dengan cepat. Dia memejamkan mata dengan pucat sambil mengerutkan alis, dahinya sudah dipenuhi keringat.
Di dalam mimpi, Orlin seperti didorong ke dalam jurang. Sekelilingnya gelap, air yang dingin menenggelamkannya.
Baju di tubuhnya melilitnya, mengunci tangan dan kakinya, menariknya terus turun dan tenggelam.
Orlin ingin berteriak minta tolong, tapi begitu buka mulut, air dingin langsung masuk ke tenggorokannya dan membuatnya sesak napas.
Dia perlahan-lahan kehilangan kesadaran. Begitu tersadar lagi, dia menemukan dirinya duduk di sebuah mobil.
Melihat dekorasi mobil yang familier tapi asing, Orlin bingung sesaat. Dia membelalak dengan tidak percaya. Melihat suami istri yang duduk di baris depan, matanya tiba-tiba berkaca-kaca, menjatuhkan air mata ke pipinya.
Baru saja Orlin mau bicara, tubuhnya bergetar lagi. Dia tidak berani mengeluarkan suara, takut semua

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda