Bab 143
Orlin tidak pernah melihat situasi seperti ini selama hidupnya.
Dia terkejut sejenak, lalu mengernyitkan kening dan menatap Bisma. Orlin bertanya padanya, "Bisma, kamu nggak menjelaskannya dengan baik pada ibumu?"
Bisma menundukkan kepalanya. Tatapan matanya menghindar, tidak berani menatap Orlin.
Melihat itu, Naomi langsung berdiri di depan anaknya. Dia hampir menunjuk ke wajah Orlin dan berkata dengan penuh emosi.
"Jangan menakut-nakuti anakku! Aku sudah dengar ceritanya dari anakku. Cuma karena dia merusak sarung tangan temannya yang sudah usang dan nggak ada nilainya, Gilang berani memukul anakku seperti ini. Dia harus minta maaf dan ganti rugi. Kalau nggak, masalah ini nggak akan selesai!"
Orlin langsung mundur satu langkah, menghindari tangan Naomi.
Awalnya, dia pikir Bisma berbohong, tetapi setelah melihat sikap Naomi yang begitu tidak masuk akal, semuanya jadi jelas baginya.
"Apa kamu ibunya Bisma? Aku kira kamu sudah mendengar cerita dari teman sekelasnya soal apa yang terjadi
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda