Bab 829
"Aku sebenarnya malas membuang waktu dan tenaga dengan orang yang nggak ada artinya. Semua orang di sini tahu tempat ini itu tempat apa. Kamu bilang kamu pekerja keras, maksudnya buat siapa? Begitu datang, kamu langsung sibuk pamer keunggulanmu. Memang nggak diucapkan secara langsung, tapi dari nada bicaramu sudah kelihatan jelas menonjolkan pendidikanmu, menegaskan kalau kamu berbeda dari yang lain. Lalu kamu lanjut bilang kalau kamu mandiri, pekerja keras, dan ingin memisahkan diri dari lingkungan di sini. Citra diri yang kamu bangun sih bagus, tapi perhitunganmu salah."
Gadis nomor sepuluh itu terdiam, mulutnya sedikit menganga karena terkejut.
Sejak tadi, manajer klub hanya mengamati dari samping. Meski tadi Julian sudah memberi isyarat penolakan, dia tahu kalau urusan pria dan wanita selalu ada ruang untuk perubahan.
Ini semacam permainan keberanian, siapa yang berani ambil risiko, kalau menang, bisa naik ke atas dalam sekejap.
Namun, kali ini, gadis nomor sepuluh ini kalah.
Sebel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda