Bab 560
Orang-orang melempar Lucas keluar dari ruang VIP, tetapi suasana sudah tidak bisa kembali ke keadaan santai seperti saat mereka bersenang-senang di awal.
Setelah berkelahi, beberapa orang mengalami luka ringan. Wajah mereka bengkak dan memar, sementara hati mereka jelas dipenuhi kekesalan.
Julian duduk di tengah sofa utama seperti sebuah patung Buddha besar tanpa bergerak sedikit pun. Ekspresinya tegang dan penuh tekanan.
Semua orang menganggapnya sebagai pusat gravitasi, sehingga mereka semua mendekat dan duduk kembali di sekelilingnya.
Entah siapa yang pertama kali menghidupkan kembali suasana, tetapi perlahan-lahan atmosfer mulai mencair. Julian mengapit sebatang rokok di antara bibirnya, sementara pria bertopi rajut mengulurkan segelas anggur untuknya, sambil berkata dengan sikap penuh pengertian, "Ayo, Pak Julian kita minum segelas anggur."
Julian menerima gelas itu dan meminumnya hingga habis.
Namun, pada saat itu, ponselnya berbunyi, menandakan sebuah pesan masuk. Dia meliriknya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda