Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3

"Ayo ceritakan, apa yang terjadi antara kamu sama Lucas?" "Kamu sudah putus, dia yang mutusin." "Berita pertunangan kalian sudah diumumkan. Kalian pikir ini cuma main rumah-rumahan?" "Dia selingkuh dan wanita itu juga hamil anaknya. Dia mutusin aku juga nggak apa-apa, aku juga nggak ingin terus terlibat dengannya." "Dasar anak kurang ajar!" Agatha mengumpat. Entah itu memaki Lucas yang tidak bermoral atau memaki Victoria karena tidak bisa mempertahankan prianya dan dipermalukan. Makin Agatha berpikir, dia menjadi makin marah. Dia berjalan mendekat sambil menunjuk kepala Victoria. "Kamu pikir, kamu bisa jadi menantu keluarga Wayne? Julian itu siapa? Memangnya dia mau sama kamu yang cuma punya latar belakang kayak gini? Dengarkan aku, entah kamu balikan sama Lucas dan lanjutin pernikahan kalian, atau ikut aku ke pertemuan bisnis dan aku bakal aturin perjodohan buatmu." Begitu mendengar soal perjodohan, seluruh tubuh Victoria gemetar. Sebelumnya, Agatha pernah menjodohkannya dengan seorang konglomerat properti yang berusia lebih dari 70 tahun. Dua istri sebelumnya sudah meninggal dan dia punya lebih dari sepuluh anak. Beberapa anaknya bahkan bisa menjadi orang tuanya Victoria. Saat pria tua itu bicara, dia meminta Victoria untuk patuh pada tiga aturan tradisional dan mengurus seluruh keluarganya setelah menikah. Ini bukan menikah, tetapi jelas-jelas mempekerjakannya sebagai pembantu. Victoria juga mendengar meski konglomerat ini sudah tua, tetapi dia suka bermain-main dalam hal itu. Ada beberapa wanita malam dan artis muda yang dibuat tidak berdaya setelah berurusan dengannya di tempat tidur. Setelah Victoria mulai berkencan dengan Lucas, Agatha melihat kalau latar belakang keluarga Lucas sebanding dengan konglomerat itu, jadi dia memutuskan untuk berhenti menjodohkan Victoria. Agatha mengizinkan Victoria kembali ke kamarnya. Setelah menutup pintu, Victoria langsung menjatuhkan diri ke tempat tidur dan masuk ke dalam selimut. Air mata mengalir diam-diam dari sudut matanya. Bertahanlah sebentar lagi. Sebentar lagi ... Setelah dia mendapatkan pemberitahuan penerimaan kerja dari Universitas Seni Kota Santigo, dia akan bisa lepas dari kendali tantenya dan pindah dari vila ini ... Dia mengeluarkan ponselnya, melihat daftar panggilan dari Lucas yang terus meneleponnya dan mengirim pesan padanya tanpa henti. Paling juga Lucas ingin menanyakan kenapa dia berhubungan dengan sahabatnya. Victoria kesal dan langsung memblokir nomornya. Sementara itu, kontak Julian yang baru saja dia tambahkan diam-diam tersimpan di dalam daftar kontaknya. Meski sepertinya dia sudah membuat kesepakatan dengan Julian, tetapi dia masih merasa kalau Julian mungkin hanya bertindak karena dorongan sesaat dan bisa saja melupakan semuanya begitu saja. Oleh karena itu, dalam beberapa hari berikutnya, Victoria juga tidak menghubungi Julian secara aktif, dan bahkan tidak bertemu dengan Julian sama sekali. Victoria sibuk mengurus proses penerimaan kerjanya. Sementara Agatha juga tidak membuat Victoria menunggu terlalu lama. Agatha segera membawanya pergi menghadiri pesta selebriti dan acara sosial kalangan bisnis. Agatha membawa Victoria berkeliling di pertemuan bisnis, bersulang dan mengobrol dengan banyak orang. Sebagai seorang wanita cantik, Victoria jelas menjadi pusat perhatian di ruangan itu. Banyak pengusaha kaya kalangan bisnis dan tokoh politik tersenyum kepada Victoria. Siapa bilang kecantikan fisik bukanlah sesuatu yang baik? Dalam lingkungan seperti ini, kecantikan fisik bisa ditukar dengan nilai tertentu. Setelah beberapa jam berlalu, Agatha berhasil membicarakan beberapa proyek besar, sementara Victoria bertukar kontak dengan banyak orang. Menjelang akhir pesta, Agatha tiba-tiba menyerahkan Victoria kepada seorang pengusaha bahan bangunan. "Pak Derick, aku percayakan Ria pada Anda. Kalau ada yang kurang dari dia, tolong dimaklumi, ya." "Lanjutkan saja urusan Anda, Bu Agatha. Aku pasti akan menjaga Ria dengan baik. Setelah dia bersenang-senang, aku akan mengantarnya pulang." Meski Victoria kurang peka, dia tahu apa artinya ini. Victoria punya reputasi yang buruk dan beberapa orang yang dulu mencoba melamarnya ditolaknya karena dia sudah pacaran dengan Lucas. Hal itu membuat banyak orang tersinggung. Sekarang, dia malah diputuskan oleh Lucas sebelum bertunangan. Dalam hal ini, Victoria sudah kehilangan posisinya untuk menegosiasikan pernikahannya dengan pasangannya. Daripada membuang kecantikan dan keindahannya yang masih muda, lebih baik memanfaatkannya dan memberikannya kepada para bos yang tertarik padanya demi keuntungan. Saat memikirkan hal ini, pandangan Victoria menjadi kabur. Dia merasa tubuhnya membeku, organ tubuhnya dingin, dan hatinya lebih dingin. Tantenya benar-benar kejam padanya. "Ria lelah? Gimana kalau duduk di sana?" Derick mendekatkan wajahnya dengan senyuman lebar yang ramah tetapi memuakkan. Setelah mengatakan itu, tanpa memberi Victoria kesempatan untuk menolak, dia langsung merangkul bahu Victoria dan membawanya ke sudut ruangan dengan niat yang jelas. Ini masih di pesta, tetapi pria tua ini sudah sangat tidak sabar. Sambil menahan rasa muaknya, Victoria segera mencari cara untuk melarikan diri dari pria tua mesum ini. Setelah duduk, ternyata Derick memang punya niat busuk. Dia meletakkan tangannya yang kasar di atas paha Victoria. Victoria langsung berdiri seperti tersengat listrik. Wajahnya menjadi pucat, tetapi dia tetap berusaha menahan diri demi menjaga posisi keluarga Florence dan keluarga Benedict di masa depan. "Aku mau ke toilet. Tadi aku minum terlalu banyak." "Oke, pergilah dan cepatlah kembali." Derick tersenyum lebar sambil menatap Victoria seolah-olah melihat seekor anak domba yang tidak bisa melarikan diri dari genggamannya. Victoria bergegas pergi ke arah lain. Sebenarnya, dia tidak tahu letak kamar mandinya. Dia hanya ingin melarikan diri dulu. Namun, tanpa disangka Derick juga mengikutinya dari belakang. Victoria merasa panik dan mulai berlari dengan sepatu hak delapan sentimeternya. Hari ini, Victoria mengenakan gaun panjang model duyung yang ketat, menonjolkan pinggang dan pinggulnya sehingga sulit membuatnya berlari. Dia takut akan dikejar oleh Derick, jadi dia asal mendorong salah satu ruang VIP. Tanpa disangka, begitu pintu terbuka, Victoria langsung bertemu pandang dengan Lucas. Lucas duduk di tengah sofa yang menghadap ke pintu masuk. Dia sedang mengisap sebatang rokok sambil bermain kartu dengan sekelompok orang di meja. Ada beberapa teman yang Victoria kenal di sebelah Lucas. Hal yang paling membuat suasana menjadi makin canggung adalah kehadiran pacar baru Lucas, Myla Dakota. Lucas menatap Victoria dengan tegang. Andrew yang duduk di sebelah Ryan merasakan ada yang tidak beres dengan Lucas. Dia mengikuti pandangan Lucas dan juga melihat Victoria, lalu langsung menyenggol Ryan yang sedang membagikan kartu di sebelahnya. "Hei, tempatnya sempit ya? Atau kamu mau duduk sama aku ... " Ryan mengangkat kepalanya dan kata-katanya langsung tersendat seolah melihat hantu. Ryan berkata, "Wah, taruhan kalian benar. Dia bakal datang mencari Lucas dalam beberapa hari setelah putus karena sudah nggak tahan lagi." "Lucas, mungkin dia sengaja datang untuk menemuimu hari ini!" Saat Myla melihat Victoria, wajah polos dan tidak bersalahnya itu langsung menjadi pucat. Dia merangkul lengan Lucas dengan erat, merasa cemas dan takut seolah-olah baru saja disakiti. Victoria belum melakukan apa-apa, tetapi terlihat seperti dia sudah menindas Myla. Lucas mengalihkan pandangannya dan mengabaikan Victoria di pintu. "Masih mau main atau nggak? Lanjutkan." Wajah Myla pucat dan dia berkata dengan suara lemah kepada Lucas, "Lucas, aku merasa nggak enak badan, aku ingin pulang ... " "Kamu kenapa? Sakit di mana? Mau pergi ke rumah sakit nggak?" Suara Lucas terdengar lembut dan penuh perhatian. Saat melihat ekspresi wajah Myla, Ryan merasa kasihan dan langsung berkata kepada Victoria, "Victoria, sekarang hubungan Lucas sama Myla baik-baik saja, ngapain kamu datang ke sini? Coba tanya sama dirimu sendiri, apa kamu nggak pernah berbuat salah ke Lucas? Myla jauh lebih baik buat Lucas dibandingin kamu. Jadi, lebih baik kamu sadar diri dan berhenti mengganggunya lagi." Sebenarnya, begitu melihat orang-orang ini, Victoria sudah tidak berniat untuk masuk. "Kalian terlalu banyak berpikir, aku cuma lagi cari orang dan salah masuk." Sekarang, yang lebih dia khawatirkan adalah Derick. Saat berbalik dia langsung menabrak seseorang di depannya karena pikirannya sedang bercampur aduk.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.