Bab 11
Julian terdiam sejenak lalu berkata, "Hentikan mobil."
Mobil berhenti di depan halte bus, tetapi Victoria tidak bereaksi sama sekali.
Malam itu, sudah banyak mobil yang berhenti dan berjalan di depannya, tetapi itu semua bukan miliknya.
Sekarang, dia bahkan tidak bisa naik bus seharga empat ribu.
Pintu mobil terbuka. Sepasang sepatu kulit buatan tangan dari Itelo keluar dari mobil. Seorang pria memegang gagang payung hitam yang panjang dan berdiri di depan Victoria.
Sosok pria itu ramping dan tegap. Begitu bayangannya menutupi tubuh Victoria, Victoria baru tersadar. Dia mengangkat kepalanya perlahan, dan saat melihat Julian, dia hampir mengira dirinya terlalu kedinginan sampai berhalusinasi.
"Kenapa kondisimu kayak gini?" Julian menundukkan kepalanya dan matanya menyusuri pakaian rumah yang dikenakan oleh Victoria.
Mungkin karena kedinginan, tubuh Victoria masih gemetar.
Victoria menutup bibirnya dan tidak menjawab.
Julian mulai kehilangan kesabarannya. Setelah bekerja seharian, dia ju
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda