Bab 118
Julian menatap wajahnya dengan tajam seperti aroma anggur yang memabukkan ini.
"Boleh. Apa yang mau kamu dengar?" tanya Julian.
"Hmm ... ceritakan apa yang terjadi antara kamu dan Gabriella sebelumnya? Aku cukup penasaran."
"Gimana aku bisa tahu kalau rahasiamu itu sepadan dengan rahasiaku ini? Gimana kalau kamu bilang itu bawaan sejak lahir? Bukannya aku akan rugi?"
"Pak Julian memang cerdas dan bijaksana, yang terpenting punya kemampuan dalam menilai orang. Bukannya sepadan atau nggak itu tergantung pada penilaianmu sendiri? Ini semua tergantung seberapa besar nilai diriku di matamu."
Meski agak mabuk, Victoria masih berpikir sangat jernih.
Dia menghindari pertanyaan Julian dengan tenang seperti melakukan seni bela diri.
Dua ahli beradu keterampilan, serangan dan pertahanan silih berganti.
Julian tersenyum dan berkata dengan penuh pengertian, "Sebenarnya, meski kamu nggak mengajukan pertukaran, aku bisa memberitahumu apa pun yang kamu ingin ketahui."
Julian punya kelebihan ini. Saat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda