Bab 5 Ia Dipilih
Oh tidak, apakah Henry menyadarinya?!
Yvonne buru-buru menundukkan kepalanya sambil berdebat dalam hati untuk bersembunyi. Namun, Henry dengan cepat membuang muka dan sepertinya tidak memperhatikannya.
Fiuh. Wanita itu menghela napas lega. Untungnya, Henry tidak memperhatikannya.
“Lihat, Tuan Lancaster. Ini semua adalah karyawan perusahaan ini. Kami sangat menantikan kedatangan Anda.” Eksekutif itu dengan cepat menghampirinya untuk menyanjungnya.
Henry dengan dingin menanggapi sanjungannya dan memimpin sekelompok eksekutif di belakangnya ke dalam lift, tidak menunjukkan minat pada keahlian menjilat pria itu.
Saat pintu lift ditutup, Yvonne mendengar semua orang di sekitarnya berbicara dengan suara pelan. Orang-orang kebanyakan mengagumi Henry karena penampilan dan temperamennya.
Kata-kata seperti 'elok', 'tampan', 'hebat', dan 'tinggi' nampaknya dibuat untuknya.
Yvonne tidak mau repot-repot mendengar gosip itu. Ia meletakkan tangannya di atas jantungnya yang berdebar kencang dan ingin segera pergi, namun ia tertangkap oleh Lynette yang terlalu bersemangat. “Yvonne, apakah kamu melihatnya?! CEO baru itu sangat tampan! aku tiba-tiba ingin bekerja di perusahaan ini selamanya! Ya ampun, dia terlalu tampan!"
“Y-Yah .… Tentu saja.”
Yvonne mencoba yang terbaik untuk menenangkan dirinya, tetapi bibirnya sedikit bergetar.
Dari semua, dirinyalah yang paling tahu betapa tampannya Henry Lancaster.
Wanita itu tidak pernah bisa melupakan pertama kali ia melihat Henry.
Saat itu, Yvonne hanyalah remahan rengginang yang selalu terobsesi untuk lebih dekat dengan Henry Lancaster.
Saat ia mengetahui berita kalau keluarga Lancaster memilih istri yang cocok untuk Henry, Yvonne mengumpulkan keberaniannya dan mengikuti wawancara. Setelah berusaha sebaik mungkin, ia akhirnya menjadi istri Henry seperti yang ia inginkan.
Tetapi hatinya kembali terasa sakit ketika ia mengingat cara Henry memandangnya seolah ia sedang memandang orang asing dan di dalam mobil tadi mengatakan kepadanya kalau pria itu tidak menginginkan anak.
Apakah Henry memang tak menginginkan seorang anak … atau apakah dia hanya tidak menginginkan seorang anak darinya?
Yvonne menghela napas, tahu betul kalau Henry tidak berniat mengungkapkan pernikahan mereka kepada orang lain. Karena pria itu tak pernah menyebutkan hal itu kepada publik, Yvonne juga tidak berani memberi tahu siapa pun tentang hal itu.
Mungkin, beginilah pernikahan mereka ....
....
Manajemen atas perusahaan dengan cepat mengatur kantor CEO dan mengadakan rapat eksekutif di hari yang sama.
Mantan eksekutif itu menggosok kedua tangannya dan bertanya, "Tuan Lancaster, karena ini adalah hari pertama Anda di perusahaan kami, apakah Anda menginginkan seorang sekretaris baru agar Anda dapat memahami cara kerja di sini dengan lebih cepat?”
Sambil berkata demikian, ia menatap dengan penuh arti pada beberapa sekretaris wanita yang muda dan cantik.
Pria itu jelas mencoba menggunakan wanita untuk menyenangkan sang CEO!
Yvonne berdiri mengawasi di samping dan tentu memahami maksud sang eksekutif.
Apa bedanya dengan memperkenalkan para wanita kepada Henry?
Ia bahkan lebih kesal karena Henry sepertinya tidak punya niat untuk menolak sarannya!
"Saran yang bagus, Tuan Hendrickson." Henry menghentikan langkahnya dan melihat ke belakang.
Wajahnyatak menunjukkan banyak emosi, tapi ia tetap dapat membuat para sekretaris wanita yang menunggu tersipu. Mereka semua menatapnya dengan malu-malu, berharap untuk terpilih.
"Kalau begitu yang itu."
Henry menunjuk dengan dagunya, seolah-olah ia memilih seseorang secara acak.
Senyuman langsung merekah di wajah sekretaris yang berdiri di sana sambil ia melangkah maju dengan pipi yang memerah.
“Oh, Anda memiliki mata yang tajam, Tuan Lancaster! Nona Shea mungkin seorang karyawan baru yang mulai bekerja di sini tahun ini, tapi prestasi kerjanya luar biasa.” Pak Hendrickson memanfaatkan kesempatan itu untuk menyanjungnya lagi.
Henry mengerutkan kening ke arahnya. "Aku sedang membicarakan orang yang berdiri di sampingnya."
Di sebelahnya?
Tuan Hendrickson menoleh dengan heran dan melihat Yvonne mencoba melarikan diri dengan kepala menunduk.
Karena Henry tidak ingin mengungkapkan hubungan mereka, Yvonne tentu saja harus menghormati niatnya. Namun, ia tidak menyangka semua mata tiba-tiba tertuju padanya.
“Umm … Tuan Lancaster, yang Anda maksud adalah Yvonne Frey?” Pak Hendrickson sangat terkejut.
"Aku?" Yvonne mengangkat kepalanya karena terkejut. Semua orang di lorong menatapnya.
Beberapa orang terkejut, beberapa orang sepertinya berpikir, dan beberapa bahkan memandangnya dengan jijik!
Lynette yang berdiri di sampingnya pun tidak menyangka sang CEO baru akan memilih temannya hanya lewat sekilas pandang!
"Yvonne!" Lynette menarik tangannya dengan kuat lalu berbisik, "Tuan Lancaster memilihmu! Kamu dengar itu? Dia benar-benar memilihmu!”
"Aku mendengarnya." Yvonne menarik tangannya karena kesakitan. Ia tidak tuli, jadi tentu saja ia mendengarnya.
"Tuan Lancaster, apakah Anda yakin menginginkan Yvonne Frey menjadi sekretaris Anda?”
Pak Hendrickson dengan keras kepala menanyakan pertanyaan yang sama lagi dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.
Ia telah bekerja untuk perusahaan ini untuk waktu yang lama, jadi dia jelas mengenal Yvonne Frey dengan baik. Yvone adalah wanita yang bodoh. Mengapa ia memilih Yvonne sebagai sekretarisnya?