Bab 1 Yvone Bermimpi Buruk
Yvonne Frey bermimpi buruk. Dalam mimpinya, ia ditembak oleh seorang pria.
“Pergi … jangan sentuh aku!”
Yvonne bangun tidur terkejut. Matanya terbuka lebar dan ia melihat lampu kristal yang tergantung di langit-langit. Dekorasi di ruangan itu, tidak asing baginya.
Apakah yang tadi itu mimpi?
Ia mengangkat selimutnya dan langsung terkejut!
A-Apa yang terjadi!
"Sue!" Yvonne terburu-buru mengenakan pakaiannya dan berlari ke bawah. Sue, asisten rumah tangganya, kebetulan sedang membersihkan ruang tamu.
Sue mematikan mesin penyedot debu dan memandang Yvonne dengan heran. “Aku di sini, Nyonya. Ada apa ya Nyonya?"
“Apakah kau melihat orang asing di lantai atas pagi ini? Sepertinya … ada orang yang masuk kamarku!” Wajah Yvonne memucat. Tubuhnya gemetaran teringat mimpinya itu.
"Ada orang?"
Sue segera meletakkan penyedot debu dan melangkah ke arahnya. “Nyonya, apa Nyonya yakin tidak salah? Aku bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan, tapi aku tidak melihat ada yang aneh di rumah ini.”
“Tidak, aku yakin!” Yvonne hendak menangis. “Sue, bisa tidak kau naik ke atas bersama denganku? Sungguhan ada orang di sana! Dia ….”
“Sue, kita kehabisan pelega tenggorokan. Beli ya kalau kau ada waktu.” Suara pintu ditutup tiba-tiba terdengar dari arah kabinet anggur.
Yvonne tercengang. Ia sangat mengenali pemilik suara itu.
Di dalam keterkejutannya, Yvone menoleh dan melihat seorang pria yang memakai kemeja putih mendekat dari sisi ruangan dengan sebotol anggur merah di tangan. Pria itu dengan santai meluruskan kerah bajunya, dan Yvonne melihat sekilas tulang selangkanya yang seksi.
Henry Lancaster pergi untuk mengambil gelas dan menuangkan anggur merah untuk dirinya sendiri seakan ia tak mendengar percakapan antara Yvonne dan Sue.
“Kapan kau kembali? K-Kenapa kau di sini?!” Mata Yvonne melebar. Ia tidak pernah berharap untuk melihatnya saat ini!
Dalam tiga tahun terakhir, mereka hanya bertemu dua kali.
Pertama kali saat pesta pernikahan, dan yang kedua sekarang.
Yvone menarik napas dalam-dalam, tapi tiba-tiba da teringat kalau pria itulah pemilik sebenarnya dari vila ini. Ia tidak pernah kembali dalam tiga tahun terakhir, jadi Yvone pelan-pelan mulai melupakannya.
"Ah! Aku sungguh pelupa." Sue menepuk keningnya, lalu menjelaskan dengan malu-malu, “Nyonya, aku lupa memberi tahu Nyonya kalau Tuan telah pulang tadi malam. Aku baru saja teringat untuk memberi tahu Nyonya tentang hal ini sebelumnya."
"Tadi malam?" Yvonne terkejut saat menyadarinya. "Tadi malam?! Lalu pria dalam mimpiku tadi malam …!”
Ya Tuhan! Orang dalam mimpiku tadi malam adalah Henry Lancaster!
Yvonne sangat mengantuk tadi malam sehingga ia mengira itu adalah mimpi!
“Nyonya, mungkinkah orang asing yang tadi Nyonya maksud itu … adalah Tuan?” Sue bertanya dari belakang.
"Aku belum sepenuhnya terbangun sekarang, Sue." Yvonne berpaling canggung, tak berani menatap wajah pria itu.
Apakah Sue ingin dihukum karena telah bertanya di hadapan pria itu?
Saat Yvonne sedang mencari cara untuk menghindari pertanyaan itu, ia mendengar langkah kaki yang pelan datang di belakangnya.
"Sue, belikan beberapa pelega tenggorokan untukku dulu." Suara pria itu dalam dan terdengar agak serak karena baru saja bangun tidur.
"Siap Tuan."
Tidak menyadari apa yang sedang terjadi, Sue melepas celemeknya dan pergi keluar.
Kini, tinggal dua orang yang tersisa di ruang tamu yang luas itu.
Henry menunduk untuk melihat wanita lembut di hadapannya. Wajahnya berubah masam saat ia melihat mata Yvone yang berbinar mencari jalan keluar.
Ia dengan jelas mendengar semua yang Yvone katakan pada Sue sebelumnya.
Wanita ini jelas telah melupakan keberadaannya.