Bab 684
"Albert ... " kataku sambil menghela napas.
Albert yang duduk kaku di dekat jendela terkejut dan langsung menoleh.
Begitu melihat aku, matanya langsung bersinar.
"Vanesa, kamu datang? Kamu benar-benar datang ... " ujar Albert.
Dia sangat gembira hingga ingin bangkit dari kursi roda. Namun, karena tidak ada tenaga, dia hampir terjatuh ke lantai.
Aku segera membantunya. Pada saat bersentuhan, aku merasakan dirinya sangat kurus.
Tulangnya membuatku cemas. Sudah begitu lama, kenapa dia tidak kunjung membaik?
Aku menahan ketidaknyamanan di dalam hati, lalu membantunya duduk kembali ke tempat tidur.
Albert menggenggam tanganku dengan erat, seolah takut aku akan pergi begitu saja.
Aku melepaskan tangannya dan menatapnya dengan tatapan rumit, lalu berkata, "Kenapa kamu nggak turuti kata-kata dokter?"
Albert agak terkejut melihatku.
Ketika melihat tatapanku yang ingin memarahinya, dia menunduk.
"Kenapa kamu nggak turuti perkataan dokter? Apa kamu ingin membuatku marah?" tanyaku dengan emosi.
"M

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda