Bab 476
Dia berkata sambil mengangkatku dan meletakkanku di kursi roda.
Aku terdiam, begitu pula dengan orang-orang di sekitarku.
Rafael berkata pada Alken, "Kamu urus saja ini, jangan buat dia kesulitan."
Dia tentu saja merujuk pada Novia.
Rafael mendorong kursi rodaku keluar dari ruang rumah sakit dan aku masih bisa mendengar Novia yang sepertinya sedang menangis.
Saat kami sampai di rumah, pikiranku masih terasa kosong, ada perasaan seakan semuanya tidak nyata.
"Capek ya?" tanya Rafael tiba-tiba.
Aku menatap wajahnya dan tanpa sadar mengangguk.
Rafael mengangkatku dan meletakkanku di sofa.
Dia tersenyum padaku sedikit, "Duduk sebentar."
Setelah itu, dia melepas jas luar dan masuk ke kamar mandi, beberapa saat kemudian dia keluar membawa dua handuk basah.
Aku memandangnya dengan bingung, tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.
Rafael tersenyum sedikit. Dengan senyum yang penuh keputusasaan dia berkata, "Bodoh, begitu pulang nggak tahu harus cuci muka dan cuci tangan?"
Saat berkata begitu, di
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda