Bab 450
Aku duduk di samping Rafael dan merasakan hatiku yang tadinya gelisah sekarang menjadi rileks.
Rafael membelai rambut panjang di punggungku dengan lembut dan memicingkan matanya saat menatap pemandangan malam Kota Hamberlin.
Entah hanya perasaanku saja atau bukan, tetapi aku selalu merasa Rafael menjadi lebih pendiam dari biasanya dan lebih banyak beban pikiran dibanding biasanya.
Setelah kupikir-pikir, aku pun bertanya padanya, "Rafael, apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
Rafael pun kembali ke akal sehatnya. "Nggak, nggak ada yang mengganggu pikiranku."
Rafael berpikir sejenak dan melanjutkan kata-katanya. "Sudah lama sekali aku nggak benar-benar santai seperti ini."
Rafael menatapku. "Apa kamu lelah, Vanesa?"
Aku menggelengkan kepala. "Aku nggak lelah. Hanya saja ... aku cuma cemas. Aku takut aku akan mengacaukannya. Tapi, sepertinya aku nggak mengacaukannya."
Rafael pun tersenyum. "Nggak masalah meski kamu mengacaukannya. Kita bisa mengadakannya lagi nanti."
Aku pun tertawa.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda