Bab 438
Aku cukup terkejut, bagaimana bisa isi hatiku diketahui begitu cepat?
Aku hanya bisa berpura-pura manja, "Ah, bukan begitu, aku bukan khawatir kamu pergi mencari wanita lain."
Mendengar ini, Rafael pun tertawa pelan.
Tawaannya terdengar begitu merdu dan juga membuat hatiku ikut merasa senang.
"Kamu terlalu menganggap penting 'wanita lain', mereka tidak akan berani," ujar Rafael.
Aku juga tertawa dan berkata, "Tidak akan berani? Maksudnya? Aku ... aku tidak garang kok!"
"Bukankah begitu?" tanya Rafael sambil tersenyum samar.
Ketika teringat akan masa laluku yang kelam, wajahku seketika memerah, tetapi aku tetap berusaha untuk membantah, "Aku tidak begitu, maksudku, kamu begitu hebat dan berprestasi, bagaimana mungkin tidak ada wanita lain yang ingin mengejar kamu? Jujurlah padaku, siapa yang baru saja kamu temui?"
Dua kalimat sebelumnya hanyalah basa-basi, tetapi kalimat terakhir adalah pertanyaan yang benar-benar ingin aku tanyakan.
Senyuman di wajah Rafael perlahan-lahan memudar.
Dia
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda