Bab 404
Aku menelan ludah, lalu berkata, "Bukan ... bukan itu maksudku."
"Oh ya? Jadi, apa maksudmu? Kamu ingin mengembalikan barang-barangnya?" tanya Rafael.
Rafael mendekatiku, matanya penuh ancaman, lalu dia bertanya lagi, "Apa yang ingin kamu lakukan?"
Aku takut dan menjawab, "Aku nggak berniat melakukan apa pun. Aku hanya khawatir. Khawatir suatu hari ibumu nggak menyukaiku lagi."
Aku sudah cukup mendapatkan pelajaran dari ibu kandung Albert sebelumnya.
Walaupun sekarang Bu Diana telah memiliki pandangan yang berbeda terhadapku, kebahagiaan ini datang terlalu cepat.
Aku mulai merasa cemas dan ragu.
Rafael merangkul bahuku dan menatap mataku.
Rafael menyipitkan mata, seolah-olah ingin membaca semua pikiranku.
Setelah melihat sekian lama, Rafael menghela napas dan memelukku, lalu berkata, "Nggak akan. Nggak akan ada orang yang menghancurkannya."
Aku ingin bertanya, "Bagaimana kamu bisa tahu?"
Rafael sepertinya bisa menebak pikiranku, "Aku nggak akan mengizinkan siapa pun menghancurkan apa y
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda