Bab 365
Selesai mandi, aku melihat Rafael masih berada di depan komputer di ruang kerja.
Cahaya dari layar terpantul di wajahnya, sehingga makin menonjolkan ketampanannya dan keanggunannya yang tenang.
Aku membawa secangkir teh ke dalam.
Rafael langsung menatapku. Ekspresinya yang serius tiba-tiba berubah lembut. "Kenapa kamu belum tidur?"
Aku bertanya, "Kenapa kamu masih bekerja? Perusahaan lagi banyak kerjaan, ya?"
Aku menunjuk waktu, sudah jam dua belas.
Rafael tersenyum dan menjawab, "Hmm."
Sambil berbicara, perhatiannya kembali tertuju pada komputer.
Melihatnya sibuk, aku hanya bisa kembali ke kamar dan tidur.
Keesokan paginya ketika bangun, aku keluar dan melihat Rafael sudah pergi bekerja.
Bibi Atik menyuruhku untuk sarapan.
Aku dengan heran berkata, "Pagi-pagi dia sudah pergi kerja?"
Aku melihat jam, baru setengah sembilan pagi.
Bibi Atik berkata, "Iya, pagi-pagi Pak Rafael sudah sarapan dan pergi. Aku menyuruhnya untuk makan lebih banyak, tapi dia bilang kantor sibuk."
Baiklah, mungki
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda