Bab 31
Suara Albert meninggi. "Kamu nggak keberatan? Sekarang baru berpura-pura dermawan."
Dia tersenyum dengan sinis. "Vanesa, kamu menang. Dia sudah pergi. Dia nggak akan mengganggu kita lagi, jadi sekarang kamu bisa pulang denganku, 'kan?"
Aku menutupi dadaku. Rasa sakit yang akrab itu kembali menyerang hatiku.
Aku memang bodoh.
Tadi aku sempat berpikir kalau Albert akhirnya tersadar.
Aku kira dia akhirnya akan memilih untuk memercayaiku daripada Celine.
Aku kira Vanesa yang sebelum kehilangan ingatan bisa menang sekali ini.
Aku tertawa. "Apa aku menang?"
Aku menatap matanya dan bertanya balik, "Apa aku benar-benar menang?"
Aku tersenyum datar. "Barusan kamu mengusirnya cuma karena kamu pikir aku sedang marah. Kamu sama sekali nggak menghormatiku dan nggak percaya apa yang aku katakan."
Mata Albert tampak terkejut.
Aku mengerti pikirannya.
Aku tertawa pada diri sendiri. "Aku sudah kalah telak. Di antara kita bertiga, aku adalah orang yang seharusnya pergi."
Saat Albert hendak berbicara, Jo
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda