Bab 238
"Jangan pergi dulu, Nona. Ini baru pemanasan. Keseruan yang sebenarnya masih di belakang," kata salah satu wanita di sana.
Alken menatapku sambil tersenyum simpul, seolah menikmati kecanggunganku.
Aku tak punya pilihan selain duduk kembali, menyeruput jus buah sedikit demi sedikit.
Tak lama kemudian, teman-teman yang diundang oleh Alken mulai berdatangan.
Mereka semua masih muda, tampak seperti orang-orang yang hidup dalam kemewahan.
Mereka mengenakan pakaian bermerek serta jam tangan di pergelangan mereka. Ada yang memakai Rolex bertabur berlian atau Richard Mille.
Begitu bertemu dengan Alken, mereka semua dengan hormat menyapanya, "Pak Alken."
Ketika melihatku, mereka tampak terkejut. Salah satunya bertanya, "Pak Alken, siapa gadis cantik ini?"
Alken merentangkan lengannya, mencoba merangkulku.
Namun, aku menghindar dengan cepat, membuat pelukannya meleset.
Dia tersenyum sambil menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan santai, "Oh, dia ini pacar kakakku."
Semua orang langsung te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda