Bab 235
Begitu pintu ruang rawat inap ditutup, aku tidak bisa menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mataku. Aku menyingkap, "Kak Rafael, sepertinya aku mulai mengingat beberapa hal."
Rafael bisa melihat ketakutan yang tidak mampu aku sembunyikan di mataku.
Dia merangkulku, menenangkan dengan nada yang lembut, "Nggak apa-apa, semua akan baik-baik saja ... "
Namun, rasa cemas meliputi hatiku.
Mana mungkin semuanya akan baik-baik saja.
Aku pernah membayangkan bagaimana jika ingatanku kembali, tetapi tidak pernah terpikir aku akan merasa takut saat ingatan itu benar-benar mulai kembali.
Rasa sakit yang datang bersamaan dengan pusing ini, ditambah perasaan sesak yang begitu kuat hingga nyaris menenggelamkanku.
Aku benar-benar takut.
Sekarang, aku lebih ingin segera bercerai dengan Albert, meski aku harus mengorbankan semuanya.
Jika aku sudah bercerai darinya, mungkin semua akan berakhir. Aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Keesokan harinya, aku menjalani pemeriksaan menyeluruh.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda