Bab 233
Aku membelalakkan mata, berusaha sekuat tenaga untuk mendorongnya.
Namun, dia berhenti sekitar satu jengkal di depanku, lalu menelan air panas itu.
Dia tersenyum sembari berujar, "Nggak disangka, 'kan? Berharap aku memberimu minum dari mulut ke mulut? Mimpi saja!"
Aku terdiam.
Melihat kondisiku yang tidak baik, Alken akhirnya menuangkan beberapa teguk air panas ke mulutku.
Air panas mengisi perutku yang kosong, membuatku merasa sedikit lebih baik.
Aku bersandar di dadanya, lalu bertanya dengan nada lemah, "Di mana kakakku?"
Alken mengangkat alisnya, lalu balik bertanya, "Kenapa nggak bertanya di mana kakakku? Bukankah dia yang seharusnya berada di sisimu?"
Aku meliriknya dengan kesal, lalu menjawab, "Dia sedang nggak bisa."
Alken balas tersenyum sinis, lalu membalas, "Tapi tenang saja, aku sudah menelepon mereka semua."
Aku bertanya dengan panik, "Kenapa kamu meneleponnya?"
Alken mengangkat alis sembari berkata, "Kamu sudah dalam keadaan seperti ini, apa nggak mau memberitahunya?"
Aku
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda