Bab 224
Austin mencoba untuk semangat kembali, "Nggak apa-apa. Kakak yang salah, bukan kamu."
Dia dengan sengaja tersenyum ringan, lalu berkata dengan santai, "Pokoknya kamu tetap kakakku, dan dia juga kakakku. Bagi aku sih, nggak ada bedanya."
Aku tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, "Kakekmu itu ... "
Austin menggaruk kepala, "Hmm, Kakek bilang dia akan mencari waktu untuk ketemu kamu. Boleh aku kasih nomor teleponmu ke dia?"
Aku terkejut dan segera bertanya, "Kamu nggak kasih nomor teleponku ke Kakek?"
Austin menjawab tegas, "Bagaimana bisa sembarangan kasih nomor telepon wanita? Lagi pula aku nggak tahu dia mau ngomong apa. Kalau dia malah marahin kamu, bagaimana?"
"Kalau dia cuma janji bisa bantu ambil uangmu, tapi sebenarnya cuma menipu lagi bagaimana?" lanjutnya.
Aku terdiam.
Setelah beberapa saat, aku terpaksa tertawa dan berkata, "Kamu benar juga, ya. Bagaimana kalau waktu makan nanti kita telepon kakekmu?"
Austin mengangguk.
Aku pun mengajak Austin makan steak favoritnya, lalu di
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda